Suara.com - Harga minyak tergelincir turun pada perdagangan akhir pekan lalu. Produsen utama minyak memangkas produksi guna membatasi pasokan, dibarengi optimisme pemulihan demand pada semester kedua tahun ini menjadi sentimen penopang harga.
Mengutip CNBC, Senin (15/3/2021) harga minyak Brent melemah 13 sen ke harga 69,50 dolar AS per barel. Sementara minyak WTI melemah 14 sen ke harga 65,88 per barel dolar AS.
Harga kontrak minyak Brent untuk pengiriman bulan depan ini masih di jalur kenaikan secara mingguan (W-o-W) dalam 8 pekan setelah menyentuh harga tertinggi dalam 13 bulan terakhir, pada Senin awal pekan ini (15/3/2021).
Harga tertinggi itu berlangsung, setelah terjadi serangan terhadap fasilitas kilang minyak Arab Saudi.
Baca Juga: Persedian Bensin AS Anjlok, Harga Minyak Perkasa
Sentimen juga didukung oleh keputusan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, awal bulan ini yang sebagian besar menahan pengurangan produksi pada bulan April.
Investor telah memompa alokasi dana ke komoditas seperti minyak, karena ekspektasi pemulihan permintaan pada paruh kedua tahun ini seiring ekonomi global tumbuh.
Sementara peluncuran program vaksinasi yang lebih luas untuk melawan pandemi Covid-19 memungkinkan lebih banyak orang untuk melakukan perjalanan musim panas tahun ini.
"Dengan asumsi program vaksinasi berhasil, kami memperkirakan permintaan bensin akan muncul musim panas ini selama musim mengemudi di Amerika Serikat dan Eropa," kata Tim Analis FGE dalam sebuah catatan.
Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar dunia, mencatat penurunan stok bensin masif minggu lalu karena badai musim dingin di Texas mengganggu produksi penyulingan.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun dari Level 70 Dolar AS per Barel
OPEC pada Kamis mengatakan pemulihan permintaan minyak akan difokuskan pada paruh kedua tahun ini.