Suara.com - Pakar Ekonomi Keuangan Prof. Roy Sembel menilai investasi Gojek di LinkAja akan memberikan banyak keuntungan kepada masyarakat Indonesia dan UMKM yang mayoritas belum memanfaatkan non-tunai.
Sehingga mempercepat program inklusi keuangan yang digagas pemerintah. Investasi ini menjadi sangat strategis karena melibatkan dua perusahaan nasional yang memiliki jaringan luas.
Selain itu, integrasi ekosistem kedua perusahaan nasional Gojek dan LinkAja dinilai strategis karena segmen pasar dan use cases mereka bersifat saling melengkapi.
Jangkauan GoPay sudah sangat luas tidak hanya mencakup layanan Gojek tetapi juga sudah bisa digunakan di sektor ritel dan bisnis serta UMKM. Sementara, LinkAja berfokus pada pembayaran ritel, layanan publik dan kebutuhan sehari-hari di kota-kota tier 2 dan 3 di Indonesia.
Baca Juga: Heboh GOJEK dan Tokopedia Merger, Apa Dampaknya?
Sinergi jaringan keduanya bisa lebih cepat menjangkau banyak pihak untuk masuk ke dalam sistem perbankan dan meningkatkan inklusi keuangan sesuai target pemerintah.
Selebihnya, kehadiran LinkAja juga dinilai akan memungkinkan para pelaku UMKM di dalam ekosistem Gojek bisa menjangkau pasar yang lebih luas secara lebih cepat.
“UMKM diuntungkan karena mereka mendapatkan alternatif pembiayaan dan jalur pembayaran,” ungkapnya kepada media, hari ini.
Sebab Gojek sebagai pemilik GoPay memungkinkan untuk memberikan akses keuangan yang lebih mudah kepada pelanggan dan juga mitra bisnisnya. Maka Roy berharap kolaborasi Gojek, Gopay, dan LinkAja akan berjalan dengan baik dan lancar.
“Akan terdapat skala ekonomi (economies of scale) yang lebih besar jika ini berjalan lancar sehingga terjadi efisiensi. Efisiensi tersebut dapat diterjemahkan dengan pelayanan dan harga yang bagus bagi customer,” jelasnya.
Baca Juga: Rencana Merger Gojek Tokopedia Tidak Mengubah Struktur Pasar
GoPay saat ini merupakan pionir layanan pembayaran digital di Indonesia. Sejak terjadi pandemi, kinerja layanan keuangan dari Gojek itu justru positif dengan pertumbuhan gross transaction value (GTV) sudah melebihi GTV saat pandemi.
Lebih jauh Roy berharap dengan kerjasama tersebut muncul inovasi baru yang bisa dikembangkan secara jangka panjang. Terlebih kedua pihak didukung oleh perusahaan skala global dan bank-bank besar di Indonesia. “Diharapkan kolaborasi ini bisa meluas ke regional ASEAN dan internasional,” harapnya.
Sebelumnya, Andre Soelistyo, Co-CEO Gojek mengatakan, Gojek Group selalu memiliki fokus yang mendalam untuk mendukung semua orang di Indonesia agar dapat menikmati manfaat dari ekonomi digital.
Misi Gojek untuk meningkatkan inklusi keuangan dengan memberikan akses layanan keuangan seluas-luasnya kepada masyarakat unbanked dan underbanked, juga sejalan dengan komitmen yang dimiliki oleh LinkAja.
Sebagai dua perusahaan nasional terdepan, kolaborasi ini memberi kesempatan untuk menggabungkan kekuatan teknologi dan jangkauan luas dari masing-masing perusahaan, sekaligus peluang bekerja sama dalam meningkatkan penggunaan pembayaran non-tunai sehingga dapat mempermudah hidup jutaan masyarakat di seluruh pelosok negeri.
“Pandemi COVID-19 dan dampaknya yang luas telah menekankan pentingnya pembayaran digital dalam kehidupan kita sehari-hari, yang menjadikan kolaborasi ini sangat tepat waktu. Dengan LinkAja sebagai mitra strategis, kami berharap dapat menjangkau lebih banyak konsumen dan pelaku usaha dengan berbagai skala bisnis, serta memberi mereka tambahan kemudahan dan kenyamanan dalam bertransaksi," ujar Andre, Selasa (9/3).
Haryati Lawidjaja, CEO LinkAja, mengatakan, pihaknya sangat senang Gojek bergabung sebagai pemegang saham, menyusul investasi yang dilakukan oleh pemegang saham terkemuka LinkAja lainnya dalam penggalangan dana Seri B.
Bergabungnya Gojek sebagai salah satu pemegang saham strategis, akan memberikan akses bagi LinkAja ke ekosistem Gojek untuk dapat mendukung misi LinkAja dalam mempercepat inklusi keuangan di Indonesia.
“Investasi strategis ini merupakan validasi lebih lanjut atas pertumbuhan dan kemajuan LinkAja sebagai startup yang didirikan untuk mempercepat inklusi keuangan di Indonesia, khususnya bagi masyarakat yang belum memiliki rekening bank dan yang belum sepenuhnya memanfaatkan layanan perbankan, serta para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah. Melalui kemitraan strategis ini, kami berharap dapat memberikan dampak yang lebih besar dan lebih luas bagi perekonomian Indonesia," ujarnya.