Untuk Regenerasi Petani, Milenial Diharapkan Mampu Wujudkan Smartfarming

Rabu, 10 Maret 2021 | 14:38 WIB
Untuk Regenerasi Petani, Milenial Diharapkan Mampu Wujudkan Smartfarming
Mentan, Syahrul Yasin Limpo. (Dok : Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Negara ini membutuhan kebersamaan dari berbagai pihak sebagai bentuk sinergi, termasuk di bidang pertanian. Generasi milenial diharapkan mampu mewujudkan smartfarming dalam upaya mewujudkan regenerasi petani.

Saat menghadiri Program Milenial Smartfarming kerjasama PT BNI dengan Kementerian Pertanian, di Desa Narawita Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo memberikan apresiasi kepada semua pihak yang menunjukkan kepedulian dan perhatian yang tinggi kepada para petani dan upaya yang dilakukan dalam rangka regenerasi petani.

"Siapa lagi yang akan membantu negara ini kalau bukan kita semua. Saat ini yang penting dan mendesak adalah kebersamaan," katamya, Jabar, Rabu (10/3/2021).

Menurutnya, momen hari ini merupakan wujud komitmen bersama antara pemerintah, BUMN, swasta dalam membangun ekosistem smartfarming.

Baca Juga: Kementan Alokasikan Rp1,4 Triliun untuk Pengembangan Food Estate di Kalteng

"Sinergi ini adalah bentuk nyata merealisasikan arahan dan visi presiden untuk mengakselerasi upaya peningkatan kualitas SDM pertanian berbasis teknologi," tambahnya.

Selain menghadiri penandatanganan kerja sama, Mentan bersama Kepala Biro Perekonomian Pemprov Jabar, Beni Ahmad Bachtiar, Komandan Korem (Danrem) 062/Tarumanagara, Muchidin, Direktur Kelembagaan BNI, Sis Apik Wijayanto, melakukan panen jagung pengembangan kawasan jagung berbasis korporasi bersama petani milenial.

Pada kesempatan itu, Direktur Kelembagaan BNI, Sis Apik Wijayanto mengatakan bahwa membangun pertanian membutuhkan effort yang luar biasa. Menurutnya, program intensifikasi dan ekstenfikasi perlu didukung dengan pola pembangunan yang sesuai dengan era sekarang, yaitu smartfarming.

"Disruption bukan hanya di teknologi tapi juga pada cara-cara lama. Cara lama mengelola pertanian mungkin bisa dikembangkan dengan smartfarming. Membaca cuaca, kapan pemupukan, bisa dideteksi dengan teknologi," ujarnya.

Sementara itu, Andi, perwakilan petani milenial penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang menggunakan aplikasi agree dan alat sensor ritx mengatakan, ia sangat terbantu sebagai petani jagung.

Baca Juga: Untuk Kuatkan Eksistensi Pertanian, Kementan Lakukan Gerakan Padat Karya

"Aplikasi ini memperrmudah pemantauan lahan dimana dan kapanpun, mulai dari kondisi lahan. Alat sensor dapat mengendalaikan lahan jagung mulai penyiapan lahan pemupukan dan lain sebagainya yang sudah diinstall di hand hone," ujarnya.

"Kurang apa lagi Allah berikan kepada Jawa Barat. Karena itu, petani-petani di Cicalengka harus mengoptimalkan pemberian ini. Milenial harus diturunkan. Sekarang, cari uang di desa, karena di sana ada pertanian, sumber kehidupan," kata Mentan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI