Suara.com - Pandemi Covid-19 yang berlangsung sekitar setahun, membuat banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat. Utamanya adalah melakukan kegiatan yang tadinya bersifat tatap muka dalam proses pengajaran, hadir ke kantor untuk bekerja, bertemu langsung rapat dengan banyak orang, berubah menjadi kegiatan berbasis online untuk mencegah penyebaran virus.
"Aktivitas berubah menjadi virtual seperti work from home, pembelajaran jarak jauh, meeting online, berbelanja atau berjualan dari rumah melalui platform eCommerce. Tambah lain mengisi waktu dengan bermain games atau menonton film terbaru secara online, membuat kebutuhan akan akses internet di rumah dan data melalui telepon seluler meningkat tajam," papar Direktur Eksekutif Indonesia ICT Intitute Heru Sutadi, dalam kajiannya, ditulis Rabu (10/3/2021).
Mengutip data we are social-Hootsuite, per Januari 2021 ini jumlah pengguna internet di Indonesia naik 73,7 persen dari populasi Indonesia yang 274,9 juta atau menembus 202,6 juta pengguna. Selama setahun terakhir, terjadi penambahan 27 juta pengguna.
Yang menarik, waktu yang digunakan untuk mengakses internet juga meningkat, dari 7 jam 59 menit menjadi 8 jam 52 menit. Dengan penggunaan untuk chat (96,5%), jejaring sosial (96,3%), shopping (78,2%), layanan keuangan (39,2%), entertainment (86,2%) dan lainnya.
Dari segi trafik, beberapa operator telekomunikasi menyampaikan ada kenaikan trafik sebagai dampak pandemi yang mencapai 40%. Di tingkat rumah tangga, dengan penggunaan secara bersamaan ayah dan ibu serta anak-anak untuk menjalankan aktivitas bekerja dari rumah, belajar dari rumah serta berjualan dan berdagang dari rumah, kecepatan internet yang dibutuhkan juga meningkat. Apalagi aktivitas yang dilakukan menggunakan fitur video secara streaming.
Kecepatan internet per rumah tangga yang tadinya cukup antara 10 Mbps hingga 20 Mbps, kini setidaknya harus dicukupi dengan kecepatan akses minimal 20 Mbps.
Bahkan sebagian masyarakat khususnya untuk para content creator dan professional gammer, akses kecepatan internet yang dibutuhkan bisa mencapai 50 Mbps.
Apalagi perkembangan layanan video on demand dengan dukungan kreativitas generasi milenial dan Gen Z yang menghasilkan konten video semisal untuk YouTube. Oleh karena itu, kecepatan optimal yang dibutuhkan setiap pelanggan sangat berbeda tergantung dari aktivitas digital yang dikerjakan.
"Mengingat pandemi Covid-19 berdampak secara merata ke seluruh tanah air. Maka, akses kecepatan optimal internet sangat dibutuhkan oleh semua masyarakat di seluruh Indonesia hingga ke pelosok desa. Bukan sekadar memberikan akses kecepatan internet tetapi hanya berada di area-area tertentu seperti di kota-kota besar saja," ulasnya.
Baca Juga: 4 Kebijakan Nyepi di Bali, Terkait Internet hingga Transportasi
Ditambah memang Indonesia sedang memasuki transformasi digital, infrastruktur akses internet sangat dibutuhkan, baik di kota maupun hingga ke desa, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote.