Meski Pandemi, Pembangunan Desa Tetap Harus Berlanjut

Senin, 08 Maret 2021 | 18:52 WIB
Meski Pandemi, Pembangunan Desa Tetap Harus Berlanjut
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar [dokumentasi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar mengatakan meski Indonesia sedang dilanda pandemi Covid-19, tidak menyurutkan semangat membangun desa.

"Hampir setiap minggu saya lakukan webinar dengan kepala desa dan perangkat desa sesuai dengan tema. Misalnya kemarin bertema pemutakhiran data karena ini penting sekali Indeks Desa Membangun berbasis SDGs Desa," kata Abdul Halim dalam webinar bertajuk Dana Desa di Era Pandemi Covid-19 pada Senin (8/3/2021).

Dia menambahkan, jika Indeks Desa Membangun terwujud, Indonesia akan miliki peta jalan (roadmap) untuk mengetahui kondisi objektif desa.

Dan dengan peta itu akan mudahkan untuk berikan perlakuan ke desa. Contohnya kemiskinan, yang secara nasional ini sangat kompleks tapi berbeda jika berbicara soal kemiskinan di desa.

Menurut Abdul Halim, kemiskinan di desa terlihat banyak karena ditotal. Akan lain halnya, jika dipecahkan per desa, maka relatif lebih mudah penanganan dengan menggunakan dana desa dengan sejumlah programnya, seperti Bantuan Langsung Tunai dan Program Padat Karya Tunai Desa.

"Jika berbicara secara mikro, maka rasanya tidak sulit menyelesaikan persoalan kemiskinan," kata Abdul Halim.

Termasuk terkait SDGs ketiga, yaitu Desa Sehat Sejahtera, maka akan miliki data warga yang menginap penyakit berbahaya dan menahun serta stunting. Menurut dia, ini tidak akan sulit dituntaskan jika dilakukan pendekatan secara mikro itulah pemutakhiran data IDM Berbasis SDGs Desa sangat penting dan efektif.

"Dengan SDGs Desa ini, semua permasalahan di desa bisa terencanakan pembangunannya dengan berbasis data dan berbasis masalah karena kelemahan perencanaan pembangunan sebelumnya karena basisnya kurang seperti datanya tidak valid dan tidak berbasis masalah," kata Abdul Halim.

Selain webinar,  Abdul Halim mengaku sering kunjungan langsung ke desa untuk berdialog dengan masyarakat.

Kemendes PDTT juga punya kebijakan baru yang disebut Tim Sapa Desa yang terdiri dari 35 personel. Mereka setiap harinya menghubungi kepala desa dan perangkat desa berbasis zonasi untuk mengetahui permasalahan yang kemudian didiskusikan untuk dicarikan solusi yang tepat.

Abdul Halim memastikan Tim Sapa Desa akan terus berlanjut meski era pandemi Covid-19 telah usai karena program ini memang efektif untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di desa.

Perkembangan penyerapan Dana Desa tahun 2021 hingga 6 Maret:

Pagu: Rp72.000.000.000.000

Pencairan Dana Desa: Rp5.069.457.863.160 (7%). Dana Desa dicairkan ke 21.628 desa (29%)

Dana Desa untuk Desa Aman Covid-19: Rp456.147.341.120 (9,0% dari pencairan dana desa)

Dana Desa untuk BLT Dana Desa: Rp206.052.600.000 (4,1% dari pencairan dana desa)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI