Suara.com - Pandemi Covid-19 sudah berjalan satu tahun lebih. Vaksinasi Covid-19 pun sedang dalam pelaksanaan secara bertahap. Pandemi dan vaksinasi Covid-19 sudah dan akan mengubah perilaku masyarakat.
Masyarakat harus melakukan adaptasi kebiasaan baru. Dan kebiasaan baru tersebut kemungkinan besar akan terus dibawa para fase vaksinasi maupun pasca vaksinasi Covid-19.
Tidak hanya masyarakat, seluruh sektor pun dipaksa untuk melakukan adaptasi. Tak terkecuali aktivitas-aktivitas kehumasan atau public relations (PR).
Adanya Covid-19 ini mengharuskan para praktisi PR untuk memaksimalkan berbagai platform media, khususnya platform-platform digital. Komunikasi-komunikasi yang sebelumnya bertatap muka langsung bergeser menjadi tatap muka online.
Baca Juga: Menkes: Imun Muncul Pada 28 Hari Setelah Suntikan Kedua
“Tidak ada pilihan lain selain beradaptasi. Humas harus beradaptasi, mengadopsi teknologi baru, dan harus terus mengasah keahliannya di masa transisi ini,” kata Founder & CEO Iconomics Bram S. Putro saat membuka webinar The Iconomics PR Outlook 2021: Outlook PR Pasca 'Game Changer' Vaksinasi Covid-19", Jumat (5/2/2021) kemarin.
Menurut Bram, pandemi Covid-19 adalah game changer bagi PR karena telah memaksanya untuk berubah. Demikian pula vaksinasi Covid-19 juga akan menjadi game changer bagi PR.
Namun demikian, dalam kondisi apa pun, narasi-narasi PR harus tetap fokus dan selaras dengan target-target yang sudah dicanangkan oleh perusahaan/organisasinya.
PR harus memanfaatkan momentum saat ini, dimana komunikasi dan interaksi dengan stakeholder menggunakan teknologi digital. Pada momentum inilah maka jangkauan komunikasi tersebut tidak terbatas oleh ruang dan waktu, jauh maupun dekat.
Senada dengan CEO Iconomics, Wakil Ketua Umum III BPP Perhumas Boy Kelana Soebroto mengatakan adanya pandemi dan vaksinasi sebagai game changer akan terbentuk kebiasaan dan ekspektasi baru, melahirkan industri-industri baru dan mengharuskan pelayanan yang holistik.
Baca Juga: Epidemiolog Sebut Prioritas Vaksinasi Covid-19 ke Pedagang Salah
Lantas apa yang harus dilakukan oleh insan PR ke depan? Menurut Boy, sebagai insan PR harus menyiapkan pengalaman PR yang lebih baik lagi, misalkan dengan layanan online yang lebih inovatif.
Banyak sekali layanan online yang menjamur setahun belakangan dan rasanya sebagai audiens akan bosan bila itu saja acaranya. Oleh karena itu, Menurut Boy, harus ada pengalaman online yang inovatif.
Lalu, insan PR juga harus optimasi touchpoint offline yang memberikan pengalaman yang menyenangkan (delightful experience) kepada customer.
Dan yang terakhir adalah memberikan superior customer experience kepada seluruh customer di masa seperti ini.
“Artinya ekspektasinya itu akan meningkat dari audiensi kita, sehingga kita harus memberikan experience mereka semua,” kata Boy.