Mendag Curhat ke Jokowi Sektor Perdagangan Babak Belur Dihajar Corona

Kamis, 04 Maret 2021 | 11:43 WIB
Mendag Curhat ke Jokowi Sektor Perdagangan Babak Belur Dihajar Corona
Menteri Pedagangan Muhammad Lutfi. (Foto: Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Perdagangan melakukan rapat kerja tahun 2021 yang di hadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta Kamis (4/3/2021).

Dalam pidatonya Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi melaporkan kondisi perdagangan selama tahun 2020, dimana dia bilang akibat pandemi Covid-19 sektor perdagangan Indonesia babak belum dihajar virus corona.

"Kepada Bapak Presiden terkait kinerja perdagangan nasional tahun 2020 secara umum dapat kami laporkan bahwa kinerja sektor perdagangan besar dan eceran mengalami pelemahan," kata Lutfi dalam sambutannya dikutip dari akun YouTube Kementerian Perdagangan.

Lutfi pun mencontohkan salah satu sektor perdagangan yang babak belur adalah sektor otomotif, dimana kata dia sepanjang tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar 3,72 persen.

Baca Juga: Perintah Presiden Jokowi: Brand Luar Negeri Geser ke Tempat Tak Strategis

"Termasuk perdagangan kendaraan bermotor yang menjadi salah satu indikator transaksi perdagangan mengalami koreksi sebesar 3,72 persen," ucapnya.

Akan tetapi lanjut Lutfi, menurut perhitungan lapangan usaha sektor perdagangan masih mampu memberikan kontribusi sebesar Rp 1.995,4 triliun atau setara dengan 12,3 persen terhadap produk domestik bruto.

Sementara itu berdasarkan pendekatan pengeluaran nilai total barang dan jasa yang diperdagangkan yang dicerminkan oleh nilai konsumsi masyarakat dalam negeri memberi kontribusi sebesar 58,97 persen, sementara dalam pendapatan nasional ditambah dengan kontribusi ekspor barang dan jasa sebesar 17,17 persen disertai dengan impor sebesar 16,2 persen.

"Ketika pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia di tahun 2020 Indonesia mencapai kan surplus neraca perdagangan sebesar 21,7 miliar dolar meskipun surplus tersebut lebih dikarenakan nilai impor Indonesia yang turun," paparnya.

Baca Juga: Jokowi Serukan Rakyat Indonesia Benci Produk Asing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI