Suara.com - Harga emas dunia merosot lebih dari 2 persen ke level terendahnya dalam hampir sembilan bulan.
Penurunan ini disebabkan karena kenaikan imbal hasil obligasi AS dan dolar AS yang menguat.
Mengutip CNBC, Kamis (4/3/2021) harga emas di pasar spot anjlok 1,2 persen menjadi 1.717,67 dolar AS per ounce, setelah jatuh ke level terendah sejak Juni 2020 di 1.701,40 dolar AS per ounce.
Sedangkan untuk emas berjangka Amerika Serikat ditutup menyusut 1 persen menjadi 1.715,80 dolar AS per ounce.
Baca Juga: Lagi Asyik Makan Seafood, Wanita Ini Terkejut Temukan Gelang Emas
"Karena imbal hasil surat utang terus naik, itu menantang emas. Pasar suku bunga tersebut juga menambah tekanan pada valuasi untuk semua kelas aset, dan sebagai akibatnya, emas menjadi korban," kata analis TD Securities, Daniel Ghali.
Imbal hasil US Treasury 10-tahun merayap kembali ke level tertinggi satu tahun yang dicapai pekan lalu, sementara dolar melesat.
Harapan pemulihan ekonomi yang cepat, dipicu peluncuran vaksin Covid-19 juga mendorong arus keluar dari aset safe-haven seperti emas dari portofolio investor.
Progres terkait RUU stimulus Amerika senilai 1,9 triliun dolar AS menawarkan sedikit kelonggaran, karena yield yang lebih tinggi mengancam daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi dengan meningkatkan opportunity cost untuk memegang logam kuning itu.
"Prospek emas benar-benar terkait dengan apakah kita telah mencapai pivot pointdi Federal Reserve dalam hal apakah mereka akan mengatasi curamnya kurva imbal hasil. Tetapi kita masih dalam proses awal, sehingga itu memiliki implikasi jangka pendek negatif pada emas," kata Ghali.
Baca Juga: Naik Rp 6.000, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 928.000 per Gram
Logam lainnya, perak merosot 1,8 persen menjadi 26,28 dolar AS per ounce dan platinum anjlok 2,1 persen menjadi 1.178,79 dolar AS per ounce. Paladium naik 0,1 persen menjadi 2.364,02 dolar AS per ounce.