Mengekor Bursa Global, IHSG Menguat ke Level 6.367

Selasa, 02 Maret 2021 | 09:14 WIB
Mengekor Bursa Global, IHSG Menguat ke Level 6.367
Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan harga saham di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/10). [Suara.com/Arya Manggala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini kembali dibuka menguat, adapun IHSG berhasil naik ke level 6.367 setelah pada akhir perdagangan kemarin ditutup di level 6.338.

Melansir data RTI, Selasa (2/3/2021) IHSG diawal pra perdagangan naik 28,9 basis poin ke level 6.367 atau menguat 0,46 persen.

Setelah dibuka tepat pukul 09:00, laju IHSG makin naik, indeks merangkak menuju level 6.378 atau bertambah 40 basis poin dengan menguat 0,64 persen.

Sementara itu indeks LQ45 juga dibuka ikutan hijau, pada awal pra perdagangan indeks ini naik 7,2 basis poin atau menguat 0,75 persen menuju level 974.

Baca Juga: Awali Maret 2021, IHSG Naik ke Level 6.281 saat Pembukaan

Pada level tersebut IHSG telah ditransaksikan sebanyak 27 juta lembar saham dengan nilai mencapai Rp 100 miliar dan volume transaksi mencapai 5 ribu kali.

Sebanyak 217 saham menguat, 19 saham melemah dan 162 saham belum ditransaksikan.

Kepala Riset Asset Manajemen Edwin Sebayang mengatakan IHSG berpotensi melanjutkan penguatan mengikuti kenaikan tajam saham di berbagai bursa regional dan global.

Edwin memperkirakan pagi ini IHSG akan bergerak pada range 6,283 – 6,376.

Katalis pendorong kenaikan tersebut antara lain sentimen kalemnya yield obligasi AS tenor 10 tahun, persetujan vaksin Covid-19 Johnson dan Johnson serta dorongan Paket Stimulus 1,9 triliun dolar AS.

Baca Juga: Diselimuti Awan Gelap, IHSG Jelang Akhir Pekan Anjlok ke Level 6.246

"Jika dikombinasikan dengan penguatan EIDO sebesar 4,03 persen berpotensi menjadi sentimen positif pendorong IHSG menguat Selasa ini pada rentang 6.283 - 6.376," kata Edwin dalam riset.

Di sisi lain, kata Edwin, jatuhnya harga komoditas seperti minyak dunia 2,35 persen emas, 0,61 persen, CPO 1,89 persen serta harga timah yang turun terparah sebesar 6.46 persen berpotensi mendorong turun saham di bawah komoditas tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI