Suara.com - Harga emas dunia terkoreksi 1 persen karena penguatan dolar AS dan meningkatnya risk appetite di antara investor membayangi dukungan dari penurunan imbal hasil obligasi AS.
Mengutip CNBC, Selasa (2/3/2021) harga emas di pasar spot turun 0,6 persen menjadi 1.723,30 dolar AS per ounce dan emas berjangka Amerika Serikat ditutup melemah 0,3 persen menjadi 1.723 dolar AS per ounce.
Indeks Dolar (Indeks DXY) melesat ke level tertinggi tiga pekan, sementara optimisme atas stimulus ekonomi dan update yang menjanjikan pada vaksin Covid-19 mengangkat sentimen risiko di pasar keuangan yang lebih luas.
DPR Amerika menyetujui RUU bantuan virus corona senilai 1,9 triliun dolar AS yang diusulkan Presiden Joe Biden, Sabtu pagi, mengirimkannya ke Senat untuk dipertimbangkan.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Makin Murah, Turun ke Level 8 Bulan Terakhir
"Meski emas mungkin didukung oleh stimulus tersebut dalam jangka menengah, bullion akan menghadapi sejumlah rintangan," kata analis StoneX, Rhona O'Connell.
Kendati emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, imbal hasil obligasi yang lebih tinggi, baru-baru ini, mengancam status tersebut karena itu diterjemahkan sebagai opportunity cost yang lebih tinggi untuk memegang logam kuning, yang tidak memberikan bunga.
Menawarkan beberapa kelonggaran untuk emas, yield US Treasury 10-tahun turun dari level tertinggi satu tahun.
Di sisi teknis, level psikologis 1.700 dolar AS sangat signifikan, sedangkan kisaran 1.760-1.765 dolar AS merupakan rintangan penting bagi emas untuk naik lebih lanjut, kata Stephen Innes, Kepala Strategi Pasar Global di perusahaan jasa keuangan Axi.
Logam mulia lainnya, perak melemah 0,5 persen menjadi 26,50 dolar AS per ounce, paladium melambung 1,6 persen menjadi 2.354,40 dolar AS per ounce dan platinum stabil di 1.188,30 dolar AS per ounce.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Melemah Rp 14.105 per Dolar AS