Tren Inflasi Rendah Berlanjut, Pandemi Masih Bayangi Perekonomian RI

Senin, 01 Maret 2021 | 15:17 WIB
Tren Inflasi Rendah Berlanjut, Pandemi Masih Bayangi Perekonomian RI
Ilustrasi: Cabai Bantul (Foto ANTARA/Hery Sidik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2021 telah terjadi inflasi sebesar 0,10 persen, angka inflasi ini tentu mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 0,26 persen.

Tren inflasi yang rendah ini mengisyaratkan daya beli masyarakat masih lemah, imbas pandemi.

Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengungkapkan tren penurunan laju inflasi ini mengindikasikan bahwa pelemahan daya beli masyarakat kembali terjadi imbas pandemi Covid-19 yang belum usai.

"Jadi ini mengindikasikan sampai dengan akhir Februari 2021, dampak pandemi masih terus membayang-bayangi perekonomian, tidak hanya di Indonesia, tapi juga berbagai negara lain," kata Kecuk dalam konferensi pers secara virtual, Senin (1/3/2021).

Baca Juga: BPS: Inflasi Februari 2021 Sebesar 0,10 Persen

Tak hanya itu, kata dia inflasi tahunan pada Februari 2021 ini juga cenderung rendah, yakni sebesar 1,38 persen.
Ia menyatakan, hal tersebut perlu diwaspadai karena pandemi menyebabkan mobilitas masyarakat berkurang serta roda perekonomian yang bergerak lebih lambat.

"Ini berdampak pada lemahnya permintaan," ungkapnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan Februari 2021 terjadi inflasi sebesar 0,10 persen.

Dari 90 kota yang di pantau BPS sebanyak 56 kota mengalami inflasi, sementara 34 kota mengalami deflasi.

"Pada bulan Februari tahun 2020 ini secara umum menunjukkan adanya kenaikan harga tetapi kenaikannya sangat tipis sekali," kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual, Senin (1/3/2021).

Baca Juga: Tekan Inflasi 2021, Ini Tiga Langkah TPID Sumut

Dengan angka inflasi sebesar 0,10 persen, itu berarti inflasi tahun kalender 2021 adalah 0,36 persen, sementara inflasi tahunan mencapai 1,38 persen.

Dari 90 kota inflasi yang dipantau oleh BPS 56 kota mengalami inflasi sementara 34 kotanya mengalami deflasi.

Dimana inflasi tertinggi pada bulan Februari tahun 2020 ini ada di kota Mamuju yaitu sebesar 1,12 persen.

Kecuk mengungkapkan tingginya laju inflasi di Mamuju karena adanya bencana alam gempa bumi yang melanda daerah tersebut, sehingga memicu kenaikan harga komoditas seperti ikan dan tarif angkutan udara.

Sementara inflasi terendah terjadi di daerah Tasikmalaya dan Sumenep yang sebesar 0,02 persen.

Sebaliknya deflasi tertinggi terjadi di Gunung Sitoli, dimana deflasinya sebesar 1,55 persen. Deflasi ini terjadi akibat adanya penurunan harga seperti cabai merah, ikan, cabai rawit dan ayam ras.

Sedangkan, deflasi terendah ada di wilayah Malang dan Tarakan yang sebesar 0,01 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI