Di Tengah Pandemi, Laba Semen Indonesia Naik Jadi Rp 2,79 Triliun di 2020

Senin, 01 Maret 2021 | 11:14 WIB
Di Tengah Pandemi, Laba Semen Indonesia Naik Jadi Rp 2,79 Triliun di 2020
Sebagai ilustrasi: Suasana aktivitas pekerja di Pabrik Semen Gresik, Tuban, Jawa Timur, Senin (28/3).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) tahun 2020 mengumumkan kenaikan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar 16,73 persen menjadi Rp 2,79 triliun.

Tercatat pendapatan sebesar Rp 35,17 triliun, turun 12,87 persen dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp 40,37 triliun.

Sementara veban pokok pendapatan tercatat sebesar Rp 23,56 triliun turun 14,82 persen dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp 27,65 triliun.

Sedangkan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 2,79 triliun naik 16,73 persen dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp 2,39 triliun.

Baca Juga: SIG-Pelindo I Sinergi Manfaatkan Produk Semen dan Jasa Kepelabuhanan

Direktur Utama SIG, Hendi Prio Santoso mengatakan, meskipun kondisi ekonomi dan industri semen di Indonesia mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19, serta semakin ketatnya persaingan.

"Perseroan mampu melalui tahun 2020 dengan pencapaian kinerja yang baik, khususnya dalam hal efisiensi biaya," kata Hendri dalam keterangan persnya, Senin (1/3/2021).

Perseroan mampu menjaga kinerja melalui berbagai inisiatif strategis, Beban Pokok Pendapatan tahun 2020 mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan pendapatan sehingga mampu mencatatkan peningkatan marjin EBITDA menjadi 25,80 persen.

Selain itu, Perseroan juga melakukan pengelolaan arus kas secara disiplin, serta menerapkan kebijakan belanja modal yang ketat, sehingga Perseroan mampu mengelola arus kas dari aktivitas operasi tetap positif.

Hendi Prio Santoso menyampaikan, akibat pandemi Covid-19, sepanjang tahun 2020, Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 35,17 triliun, lebih rendah 12,87 persen dibandingkan tahun sebelumnya, penurunan ini disebabkan oleh turunnya permintaan akan produk bahan bangunan serta beberapa proyek strategis nasional yang mengalami penundaan akibat kebijakan realokasi anggaran Pemerintah.

Baca Juga: Semua Pabrik Semen Indonesia Kini Gunakan Bahan Bakar dari Sampah

Menyikapi kondisi pasar dalam negeri, pada tahun 2020, Perseroan melakukan penjualan ekspor ke berbagai negara, seperti Australia, Bangladesh, Srilanka, dan Cina.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI