Sementara Grab-Food pada kondisi sebaliknya. Sebab, menurut hasil riset, sebesar 60% responden percaya diskon besar adalah keuntungan utama.
"Kami menemukan pelanggan Gojek lebih loyal, sedangkan Grab mengandalkan komersialitas. Kami juga menilai Grab lebih agresif dalam mengamankan penyewa (pelanggan). Secara keseluruhan, menurut kami persaingan yang sehat antara kedua raksasa ini akan berdampak positif bagi pasar Indonesia," ucapnya.
Dengan kekuatan brand yang dimiliki sebagai karya Indonesia, CLSA memperkirakan pangsa pasar Gojek akan terus naik mencapai 58%, sementara Grab hanya 42%.
Angka pengguna aktif bulanan Gojek di perangkat android juga lebih tinggi dibandingkan Grab.
Berdasarkan survei, CLSA juga berpendapat bahwa pelanggan kini telah mengalihkan fokus pada aspek-aspek seperti kenyamanan aplikasi ketimbang pengiriman yang lebih cepat atau tingkat pembatalan yang lebih rendah oleh pengemudi, seperti di masa-masa awal.
"Ini telah menjadi standar umum untuk platform online," tegas Jonathan.