Inspiratif, Kisah Mantri BRI Tingkatkan Kesadaran Inklusi di Wilayah 3T

Kamis, 25 Februari 2021 | 13:28 WIB
Inspiratif, Kisah Mantri BRI Tingkatkan Kesadaran Inklusi di Wilayah 3T
Ilustrasi Mantri BRI. (Dok. BRI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Irenius Prianbodo merupakan satu dari puluhan ribu Mantri (tenaga pemasar mikro) BRI yang tetap berjuang untuk mempermudah akses jasa perbankan sekaligus meningkatkan literasi keuangan di tengah segala keterbatasan yang ada di lingkungan warga 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).

Keterbatasan bukan rintangan untuk memberikan sumbangsih bagi negeri. Prinsip ini dipegang betul oleh para Mantri BRI yang bertugas meningkatkan kesadaran inklusi di wilayah 3T.

Pria yang karib dipanggil Irenius ini merupakan Mantri BRI Unit Kobalima yang berada di Kabupaten Malaka, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Wilayah ini berbatasan langsung dengan Timor Timur.

Menurut survei BPS pada tahun 2015, Kabupaten Malaka berpenduduk 171 ribu jiwa dengan sektor pertanian sebagai sumber daya unggulan. Setiap hari, Irenius bertugas mendekatkan akses keuangan kepada masyarakat dan memberikan pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di wilayah ini.

Baca Juga: BRI Ventures Punya Program Sembrani-Wira, Ini 9 Startup yang Terpilih

Akan tetapi, tugas itu tidak dengan mudah bisa ia lakukan. Setiap harinya, Irenius menempuh jalan yang masih belum layak, melayani masyarakat di daerah tanpa aliran listrik, hingga mengajarkan warga untuk mengenal layanan perbankan secara digital.

Hampir 5 tahun, Irenius menjadi Mantri BRI di Kabupaten Malaka. Selama bertugas, ia selalu menyempatkan waktu untuk mengedukasi masyarakat agar mengenal layanan-layanan keuangan dari lembaga formal perbankan. Kerelaan dan ketulusanlah yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut.

Edukasi harus dilakukan rutin karena, menurutnya, mayoritas warga setempat belum mengenal produk dan jasa keuangan dari lembaga formal.

Masih banyak masyarakat yang menggunakan jasa rentenir untuk memenuhi kebutuhan keuangannya, meskipun bunga pinjaman yang mereka tanggung sesungguhnya memberatkan.

“Kalau kami kebanyakan hadapi (masyarakat) yang soal pinjaman. Jadi saat saya datang ke sini, kebanyakan (masyarakat) pakai pinjaman dari rentenir. Saya didik masyarakat supaya kenal bank. Sekarang sudah mulai beralih dari rentenir jadi pinjam ke bank. Memang butuh waktu untuk mendidik masyarakat,” ujar Irenius.

Baca Juga: Percepat Recovery Ekonomi Nasional, BRI Turunkan Bunga Kredit

Biasanya, Irenius memakai metode perbandingan harga dan fasilitas layanan ketika menjelaskan perbandingan layanan keuangan melalui lembaga keuangan formal seperti perbankan dan informal seperti rentenir.

Penjelasan dan perbandingan itu kerap dia lakukan berulang, hingga masyarakat sadar mengenai tingginya selisih beban yang harus mereka tanggung apabila harus meminjam uang ke lintah darat.

Tak jarang dia meminta bantuan ketua adat atau tokoh-tokoh masyarakat untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya menggunakan layanan keuangan dari bank.

Setelah kesadaran masyarakat terbentuk, barulah dia membantu masyarakat untuk mengurus kebutuhan pembiayaan atau penempatan dana di bank.

Dalam bertugas sehari-hari, Irenius rata-rata harus menempuh jarak lebih dari 30 kilometer antara satu desa ke desa lainnya. Jarak tempuh yang jauh antar nasabah tidak membuatnya mundur dalam melaksanakan tugas.

Terlebih lagi dari BRI sudah memperlengkapi petugas pemasarannya dengan BRISpot, yaitu sistem pengajuan pinjaman online yang memudahkan Mantri BRI untuk tidak harus ke kantor dalam mengerjakan dan meminta persetujuan berkas pinjaman digital kepada atasannya.

Pria asli NTT ini juga aktif membantu pencairan berbagai bantuan yang diberikan Pemerintah untuk masyarakat di Kabupaten Malaka. Irenius bercerita, banyak warga penerima Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) di sana yang belum mengerti cara mengakses informasi secara daring dan mengambil bantuan sesuai aturan.

Karena itu, Irenius kerap membantu masyarakat untuk mengecek hak dan bantuan bagi mereka, di sela kesibukannya menjalankan pendampingan dan tugas sebagai mantri. Setelah masyarakat paham dan tahu mengenai haknya, barulah mereka dibantu oleh Irenius untuk mengambil bantuan tersebut di kantor-kantor unit BRI terdekat.

“Kami bantu sampai mereka dapat BPUM atau bantuan-bantuan lain, dengan tetap protokol (kesehatan) pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak selama proses itu. Memang begini kondisinya di Malaka, harus butuh bantuan banyak pihak agar pertambahan nilai ekonomi masyarakat bisa cepat,” katanya.

Apa yang dilakukan Irenius, dialami pula oleh puluhan ribu Mantri BRI di daerah lain. Karena itu, tak salah apabila Mantri BRI disebut sebagai sosok yang berperan penting dalam upaya menjaga dan memulihkan perekonomian Indonesia.

“Keberadaan mantri memiliki pengaruh dan penting bagi upaya pemberdayaan masyarakat pada usaha mikro dengan 3 (tiga) peran utama: literasi dasar, literasi bisnis, dan literasi digital, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa pertumbuhan perekonomian daerah setempat ,” tutur Supari, Direktur Bisnis Mikro BRI.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI