Suara.com - Harga minyak mentah dunia melambung ke level tertinggi 13 bulan pada perdagangan Rabu (24/2/2021), setelah data resmi Amerika menunjukkan penurunan produksi minyak mentah. Penyebabnya adalah cuaca dingin ekstrem mengganggu aktivitas produksi minggu lalu.
Mengutip CNBC, Kamis (25/2/2021) harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melonjak 1,67 dolar AS atau 2,6 persen, menjadi 67,04 dolar AS per barel. Brent sempat melesat ke posisi 67,30 dolar AS per barel, level tertinggi sejak 8 Januari 2020.
Sementara itu, patokan Amerika, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), berakhir 1,55 dolar AS atau 2,5 persen lebih tinggi, menjadi 63,22 dolar AS per barel, setelah menyentuh 63,37 dolar AS per barel, juga tingkat tertinggi sejak 8 Januari 2020.
Reli ini melanjutkan pergerakan minyak yang stabil menuju level yang tidak terlihat. Kondisi ini terjadi sejak sebelum pandemi virus Corona karena peningkatan distribusi vaksin dan proyeksi untuk permintaan baru.
Baca Juga: Aktivitas Kilang Texas Belum Sepenuhnya Pulih, Harga Minyak Bervariasi
Harga minyak meroket sekitar 30 persen sejak awal tahun, juga didorong pemotongan pasokan yang sedang berlangsung oleh Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, atau kelompok OPEC Plus.
Produksi minyak mentah Amerika Serikat turun pekan lalu lebih dari 10 persen, atau 1 juta barel per hari, selama badai musim dingin yang menghantam Texas, menyamai penurunan mingguan terbesar yang pernah ada, tutur Badan Informasi Energi.
Input minyak mentah pengilangan turun ke level terendah sejak September 2008 karena situasi badai musim dingin turut mematikan aliran listrik.