Suara.com - Harga emas dunia makin melemah setelah merosot lebih dari 1 persen di awal sesi perdagangan Rabu (24/2/2021), pelemahan ini makin menyulitkan logam mulia bertahan di level 1.800 dolar AS per ounce.
Harga emas di pasar spot turun 0,4 persen menjadi 1.798,10 dolar AS per ounce pada setelah jatuh sebanyaknya 1,2 persen di awal sesi.
Sedangkan emas berjangka Amerika Serikat ditutup melemah 0,4 persen menjadi 1.797,90 dolar AS per ounce.
"Meningkatnya imbal hasil obligasi terus membebani pasar emas. Emas belum menemukan jalan untuk pemulihan yang berkelanjutan bahkan dengan pembicaraan tentang langkah-langkah stimulus tambahan," kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, Chicago.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Rp 938.000 per Gram
Imbal hasil US Treasury 10-tahun menyentuh 1,4 persen untuk pertama kalinya sejak Februari 2020. Kenaikan yield cenderung merugikan daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi karena meningkatkan opportunity cost untuk memegang logam warna kuning mengilap itu.
Federal Reserve Chairman, Jerome Powell menegaskan kembali bahwa suku bunga Amerika bakal tetap rendah dan The Fed akan terus membeli obligasi untuk mendukung ekonomi AS.
Dalam kesaksiannya di hadapan Senat Amerika, Selasa (24/2/2021), Powell mengatakan kebijakan moneter masih perlu akomodatif, dengan pemulihan ekonomi "tidak merata dan jauh dari selesai."
Indeks Dolar (Indeks DXY) melayang mendekati level terendah lebih dari satu bulan terhadap sekeranjang saingannya, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Di tempat lain, perak naik 0,7 persen menjadi 27,82 dolar AS per ounce, dan platinum melonjak 1,7 persen menjadi 1.258,50 dolar AS per ounce.
Baca Juga: Dolar Menguat, Harga Emas Turun
Paladium melambung 3,5 persen menjadi 2.431,60 dolar AS per ounce, level tertinggi sejak 15 Januari.