Tekan Angka Kecelakaan Kerja, Industri Manufaktur Wajib Otomatisasi

Iwan Supriyatna Suara.Com
Rabu, 24 Februari 2021 | 14:24 WIB
Tekan Angka Kecelakaan Kerja, Industri Manufaktur Wajib Otomatisasi
Ilustrasi Otomatisasi.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Universal Robots (UR), pemimpin pasar teknologi robot kolaboratif (cobots) yang berbasis di Denmark, mendorong perusahaan manufaktur lokal untuk segera mempercepat pengadopsian otomatisasi robot dan meningkatkan produktivitas, sekaligus mengurangi tingkat kecelakaan kerja di tempat kerja.

Di Indonesia, dalam 2 tahun terakhir, dilaporkan telah terjadi kenaikan kecelakaan kerja yang sangat signifikan, naik sebesar 55.2% dari tahun sebelumnya, yakni sebanyak 114.000 kasus di tahun 2019 menjadi 177.000 kasus di tahun 2020.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional (BPJS Kesehatan) atau yang sebelumnya dikenal sebagai PT Jamsostek mencatat, kurang lebih setiap harinya sebanyak 12 pekerja di Indonesia mengalami cacat permanen dan 7 pekerja meninggal dunia akibat dari kecelakaan di tempat kerja, dengan kecelakaan kerja terbesar disumbang oleh sektor manufaktur dan konstruksi sebesar 63,6%, sektor transportasi 9,3%, sektor kehutanan 3,8%, pertambangan 2.6% dan sisanya sebesar 20,7%.

Dengan melihat tingginya tingkat kecelakaan kerja tersebut, maka diperlukan upaya maksimal untuk mencegah agar kecelakaan kerja tidak terjadi kembali.

Baca Juga: Budaya K3 sudah Dicanangkan, Mengapa Kecelakaan Kerja Relatif Tinggi?

Saat ini, sebagian besar perusahaan manufaktur lokal masih menghadapi persoalan kurangnya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, yang membuat produktivitas dan pertumbuhan secara keseluruhan menjadi terhambat.

Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia pada tahun 2020 , 57,5% dari total 126,51 juta penduduk yang bekerja di Indonesia, memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi rendahnya kesadaran pekerja akan pentingnya budaya K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

Pada saat yang sama, pemberi kerja juga berisiko harus menanggung biaya yang besar apabila kecelakaan kerja di tempat kerja terjadi.

“Teknologi Cobots diciptakan untuk membantu melaksanakan tugas-tugas yang mungkin berbahaya atau rawan cedera bagi manusia. Dengan fitur keselamatan yang terpasang, sebuah robot tangan (robot arm) dapat menyesuaikan/memperlambat kerjanya pada saat seseorang memasuki ruang kerja. Cobot juga dapat melindungi seseorang dari resiko cedera karena mengerjakan tugas yang terus berulang dan berbahaya di sektor manufaktur,” kata James McKew, Regional Director of Asia Pacific di Universal Robots ditulis Rabu (24/2/2021).

Sistem keselamatan Universal Robots memungkinkan perusahaan menyesuaikan berbagai macam parameter untuk meminimalisir resiko yang terjadi dengan penerapan aplikasi robot industri.

Baca Juga: Kecelakaan Kerja Merenggut Nyawa, Rizkililah Tewas Tersengat Listrik

Hal ini termasuk membatasi gaya, kecepatan, kekuatan atau momentum robot, atau bahkan membatasi ruang kerja dengan menggunakan sebuah batas keamanan.

Peningkatan produktivitas, yang dibarengi dengan desain solusi cobot yang aman dan inheren, menunjukkan bahwa teknologi otomasi terbaru ini dapat mengurangi hingga 72% penyebab umum kecelakaan kerja di lingkungan perusahaan manufaktur.

“Saat ini kita semakin mendekati visi Industri 5.0, dimana sebuah pabrik yang cerdas dapat mengkolaborasikan manusia dan alat berat bekerja secara bersama-sama, dengan tetap mementingkan persyaratan keselamatan dan kepatuhan di tempat kerja. Tidak diragukan lagi, tenaga kerja kolaboratif yang menampilkan manusia dan robot saling melengkapi satu sama lain dalam peran mereka masing-masing dan menawarkan peluang yang signifikan untuk meningkatkan produktivitas manufaktur, inovasi, keselamatan, dan kepuasan kerja secara keseluruhan di tempat kerja,” kata James McKew, Direktur Regional Asia-Pasifik di Universal Robots.

Lebih jauh James juga menekankan bahwa Perusahaan juga dapat mencapai Return On Investment (ROI) yang lebih cepat dengan menggunakan cobots untuk memberikan waktu pekerja beristirahat dan memungkinkan mereka menangani proses produktivitas yang lebih tinggi dan pada akhirnya memperoleh sebuah keterampilan baru.

Tidak seperti robot tradisional yang membutuhkan pemrograman tingkat tinggi, yang hanya bisa diaplikasikan oleh lulusan setingkat insinyur, cobots dirancang untuk membuat pemrograman yang sederhana melalui human-machine interfaces (HMI), yang akrab bagi semua orang yang telah menggunakan smartphone.

Untuk aplikasi yang lebih kompleks, Universal Robots telah memiliki sistem jaringan bersertifikasi yang lengkap dan terintegrasi dan Pusat Pelatihan Resmi yang siap mendukung pengguna dengan kegiatan operasional sehari-hari, setelah instalasi awal dilakukan.

Dengan menghilangkan kebutuhan akan pendidikan formal dalam pemrograman atau robotika, membuat kesenjangan keterampilan dan kurva pembelajaran untuk menggunakan cobots semakin kecil.

Universal Robots mendorong industri lokal untuk segera mengadopsi teknologi mesin yang bisa berkolaborasi dengan manusia dan tidak perlu khawatir lagi terhadap dampak yang ditimbulkan oleh karena kurangnya tenaga kerja terampil.

Kolaborasi ini sangat menghemat waktu, mengurangi tenaga dan biaya yang terkait dengan penggunaan cobots yang sama untuk berbagai tugas, karena fleksibilitas cobots tersebut dapat diterjemahkan menjadi laba atas investasi yang jauh lebih cepat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI