Suara.com - Menteri BUMN Erick Thohir menyebut banyak yang salah mengartikan vaksin gotong royong. Padahal, vaksin gotong royong untuk mempersilahkan swasta berperan dalam program vaksinasi.
Ia menjelaskan, vaksin gotong royong bukan disediakan swasta yang nantinya akan dijual ke masyarakat.
Akan tetapi, vaksin yang disediakan pengusaha swasta dan diberikan kepada karyawannya secara gratis.
"vaksin gotong royong tuh jangan disalahartikan gotong royong, tetapi kita memberi kesempatan kepada pihak swasta yang ingin mengadakan dan membagikan secara gratis kepada tentu para pekerjanya yang selama ini sudah bekerja," ujar Erick dalam sebuah webinar, Selasa (23/2/2021).
Dalam hal ini, Erick menargetkan kepada swasta untuk bisa menyediakan 20 juta vaksin gotong royong pada tahun ini.
Tentu, lanjutnya, vaksin yang disediakan juga berbeda dengan vaksin pengadaan pemerintah. Dalam paparannya, vaksin gotong royong yang digunakan berasal dari Moderna dan Sinopharm.
"Vaksin gotong royong kita sedang mengupayakan mudah-mudahan bisa berhasil yaitu di 20 juta," ucap Mantan Bos Klub Inter Milan ini.
Sebelumnya, inisiator Lapor Covid-19, Irma Hidayana tidak habis pikir dengan dalih gotong royong yang digunakan untuk melegalkan vaksin berbayar. Menurutnya itu hanya upaya mencuri jatah vaksin yang diprioritaskan untuk orang tertentu.
"Perusahaan swasta vaksin gotong royong itu membajak istilah suci gotong royong. Makna gotong royong sesungguhnya nggak kayak gitu, yang mereka lakukan itu adalah nyolong jatah masyarakat, dan gotong royong itu nggak ada nyolong," ujar Irma menggebu-gebu saat dihubungi Suara.com, Rabu (3/2/2021).
Baca Juga: Terawan Disebut Bakal Jadi Dubes Spanyol, Bagaimana Nasib Vaksin Nusantara?
Vaksin berbayar yang diartikan membuat 'orang berduit' diberikan keuntungan lebih dulu untuk mengakses vaksin, sangatlah sarat kepentingan yakni pihak-pihak yang mencari keuntungan di tengah pandemi Covid-19.