Suara.com - Pergerakan nilai tukar rupiah pada Senin pagi ini (22/2/2021) dibuka melemah dibandingkan penutupan Jumat pekan kemarin.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka di level Rp 14.070 per dolar AS, sedangkan penutupan Jumat kemarin yang berada di level Rp 14.065 per dolar AS.
Pelemahan itu berlanjut, terpantau pada pukul 09.30 WIB terpantau nilai tukar rupiah melemah dari pembukaan di level Rp 14.079 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra melihat, pagi ini terlihat minat pasar terhadap aset berisiko meninggi. Indeks saham Asia menguat. Nilai tukar regional juga terlihat menguat terhadap dolar AS.
Baca Juga: Masih Tingginya Kasus Corona Membuat Rupiah Loyo Lawan Dolar AS
Ekspektasi pemulihan ekonomi global mendorong penguatan rupiah atas sentimen tersebut.
"Selain itu, sentimen positif juga datang dari ekspektasi perilisan stimulus besar pemerintah AS dan penurunan kasus baru covid-19 di dunia," ujar Ariston dalam riset hariannya, Senin (22/2/2021).
Ariston melanjutkan, rupiah juga bisa menguat pagi ini terhadap dolar AS karena sentimen di atas.
Di dalam negeri sendiri, penurunan kasus baru covid-19 dan kemajuan program vaksinasi juga mendukung penguatan rupiah.
Di sisi lain, pasar akan mewaspadai kenaikan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor jangka panjang hari ini.
Baca Juga: Rupiah Kembali Tertekan ke Level Rp 14.022 per Dolar AS
"Untuk tenor 10 tahun, yield mencetak level tertinggi baru tahun ini di 1,36 persen. Kenaikan yield ini bisa berimbas ke penguatan dolar AS," pungkas Ariston.