Harga Minyak Dunia Turun Diterpa Aksi Ambil Untung

Jum'at, 19 Februari 2021 | 07:46 WIB
Harga Minyak Dunia Turun Diterpa Aksi Ambil Untung
Perkembangan harga minyak dunia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak dunia melemah pada perdagangan Kamis kemarin karena pelaku pasar mengambil untung setelah beberapa hari menguat imbas cuaca dingin di Texas.

Mengutip CNBC, Jumat (19/2/2021) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup menyusut 41 sen, atau 0,6 persen menjadi 63,93 dolar per barel.

Selama sesi itu, Brent melesat setingginya 65,52 dolar AS per ounce, level tertinggi sejak Januari 2020.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), merosot 62 sen, atau 1 persen, menjadi 60,52 dolar AS per barel, setelah sebelumnya mencapai 62,26 dolar AS per barel, tingkat tertinggi sejak Januari 2020.

Baca Juga: Cuaca Makin Dingin di Texas, Harga Minyak Dunia Justru Memanas

Brent menguat selama empat sesi berturut-turut sebelum Kamis, sementara WTI naik selama tiga sesi.

Meski beberapa rumah di Texas mengalami pemulihan aliran listrik pada Kamis, negara bagian itu memasuki hari keenam cuaca dingin yang sangat ekstrim.

Texas bergulat dengan penghentian aktivitas penyulingan dan penutupan operasi minyak dan gas yang beriak melewati perbatasannya menuju Meksiko.

Kondisi cuaca tersebut menutup sekitar seperlima dari kapasitas penyulingan nasional serta menghentikan produksi minyak dan gas alam di seluruh negara bagian itu.

Harga turun meski persediaan minyak Amerika menyusut. Stok minyak mentah turun 7,3 juta barel dalam sepekan hingga 12 Februari, menurut data Badan Informasi Energi, Kamis, dibandingkan ekspektasi analis untuk penyusutan 2,4 juta barel.

Baca Juga: Cuaca Buruk di AS Buat Harga Minyak Dunia Melesat

Ekspor minyak mentah naik menjadi 3,9 juta barel per hari, level tertinggi sejak Maret, kata EIA.

Reli minyak dalam beberapa bulan terakhir juga didukung oleh pengetatan pasokan global, sebagian besar disebabkan pengurangan produksi dari Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan produsen sekutu dalam kelompok OPEC Plus, yang mencakup Rusia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI