Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa saat ini rasio utang yang dimiliki Indonesia hampir tembus 40 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Sri Mulyani menuturkan kenaikan rasio utang ini disebabkan pandemi Covid-19, dimana pemerintah harus lebih banyak berhutang karena tingginya kebutuhan pembiayaan di tengah pandemi.
"Rasio utang terhadap PDB sebelum krisis sekitar 30 persen, pandemi membuatnya menjadi 40 persen," kata Sri Mulyani dalam acara webinar bertajuk 'Infrastructure, Technology, and Finance for Sustainable and Inclusive Development in Asia', Kamis (18/2/2021).
Meski rasio utang ini naik, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini meyakini strategi yang dilakukan dirinya sangatlah memikirkan aspek kehati-hatian yang luar biasa dan tidak sembarang dalam melakukan penarikan utang.
Baca Juga: Sri Mulyani Sadar Tak Selamanya Pembangunan Harus Dibiayai Utang
Dirinya pun mengklaim banyak negara maju yang utang pemerintahnya telah melampaui nilai PDB seperti AS sekitar 103 persen, Perancis lebih dari 118 persen, Jerman 72 persen dari PDB, China hampir 66 persen, dan India mendekati 90 persen.
Sementara itu di kawasan ASEAN, Indonesia kata dia juga masih jauh lebih baik dibandingkan dengan Malaysia 66 persen, Singapura 131 persen, Filipina 54,8 persen dan Thailand 50 persen.
"Tapi bukan berarti kita yang paling kompeten," pungkasnya.