IHSG Hari Ini Diprediksi Terseret Pelemahan Bursa Global

Kamis, 18 Februari 2021 | 09:22 WIB
IHSG Hari Ini Diprediksi Terseret Pelemahan Bursa Global
Karyawan mengamati layar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). [ANTARA FOTO/Reno Esnir]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis pagi (18/2/2021) kembali dibuka stagnan.

Melansir data RTI, IHSG diawal pra perdagangan naik tipis 2,6 basis poin ke level 6.230 atau menguat 0,04 persen, setelah ditutup melemah di level 6.227 pada perdagangan kemarin.

Setelah dibuka tepat pukul 09:00, laju IHSG masih berat untuk merangkak naik, IHSG hanya naik 3,8 basis poin atau 0,06 persen ke level 6.231.

Sementara itu indeks LQ45 juga dibuka stagnan, pada awal pra perdagangan indeks ini hanya naik 1,2 basis poin atau menguat 0,13 ke level 947.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Akan Diterpa Sentimen Negatif Bursa Global Hari Ini

Sebanyak 129 saham menguat, 58 saham melemah dan 204 saham belum ditransaksikan.

Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, IHSG pada hari ini diprediksi bakal kembali masuk zona merah menyusul negatifnya sejumlah bursa global.

"Sejumlah sentimen negatif diperkirakan akan menerpa IHSG hari ini," kata Edwin dalam analisanya.

Edwin mengungkapkan, melambatnya kenaikan imbal hasil obligasi 10 tahun AS mendorong bursa di Wall Street kembali ditutup beragam di mana indeks Dow Jones (DJIA) ditutup menguat sebesar 0,29 persen sementara Indeks Nasdaq & S&P ditutup melemah masing-masing 0,58 persen & 0,03 persen.

Dari dalam negeri, naiknya yield obligasi 10 tahun Indonesia menjadi 6.4825 persen dan penantian keputusan RDGBI Kamis ini yang diperkirakan akan memotong suku bunga 7DRR sebesar 25 bps menjadi 3.5 persen.

Baca Juga: 126 Saham Menghijau, IHSG Selasa Pagi Menguat ke Level 6.291

"Sementara itu, berlanjutnya kejatuhan harga beberapa komoditas berpotensi menjadi sentimen negatif terjadinya aksi profit taking," kata Edwin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI