Suara.com - Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan properti pada triwulan IV tahun 2020 masih anjlok. Tercatat, pada periode itu kontraksi penjualan properti residensial sebesar -20,59 persen (yoy) pada triwulan IV-2020.
Kendati begitu, kontraksi yang dialami pada triwulan IV lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 30,93 persen.
"Penurunan penjualan properti residensial terjadi pada seluruh tipe rumah," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangannya, Selasa (16/2/2021).
Sementara, tutur Erwin dari sisi Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mengindikasikan harga properti residensial naik pada triwulan IV-2020.
Baca Juga: Citra Swarna Group Tawarkan Investasi Properti Bagi Milenial
Hal ini tercermin dari kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan IV-2020 sebesar 1,4 persen (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 1,51 persen (yoy).
"IHPR diprakirakan masih tumbuh terbatas pada triwulan I-2021 sebesar 1,17 persen (yoy)," kata dia.
Dari sisi sumber pembiayaan, hasil survei menunjukkan pengembang masih mengandalkan pembiayaan dari nonperbankan untuk pembangunan properti residensial.
Hal tersebut tercermin pada porsi dana internal pengembang untuk pembiayaan pembangunan properti yang mencapai 65,46 persen dari total kebutuhan modal pada triwulan IV-2020.
"Dari sisi konsumen, pembiayaan kredit masih mengandalkan sumber dari perbankan," imbuh Erwin.
Baca Juga: Tanjung Sari Jadi Destinasi Properti Produktif Kebun Hidroponik dan Vila