Suara.com - Kilau emas dunia kian pudar saja, pada perdagangan Senin kemarin harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi 1.817,41 dolar AS per ounce.
Melansir CNBC, Selasa (16/2/2021) penurunan ini disebabkan karena imbal hasil obligasi AS menyentuh level tertingginya karena saham global mencapai rekor puncak yang baru.
Sementara itu harga emas berjangka Amerika Serikat juga ikutan melemah 0,3 persen menjadi 1.818,20 dolar AS per ounce.
"Posisi teknikal emas secara keseluruhan tetap rapuh, dan akan berada di bawah tekanan penurunan baru pekan ini, jika imbal hasil Amerika terus bergerak lebih tinggi," ujar analis OANDA, Jeffrey Halley.
Baca Juga: Polisi Tangkap Maling Rokok dan 30 Gram Emas dari Toko Desi Ampera Bekasi
Imbal hasil yang lebih tinggi meningkatkan opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan bunga.
"Investor memburu saham untuk meraih keuntungan cepat dan dengan pergerakan "risk-on" yang kuat, sulit untuk melihat emas menguat," kata Kepala Analis ActivTrades Carlo Alberto De Casa.
Dia menambahkan, penurunan di bawah 1.790 dolar AS dapat memicu kejatuhan lebih lanjut.
Pasar Amerika ditutup untuk liburan Hari Presiden. Pelaku pasar menunggu risalah pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve pada akhir Januari, yang dijadwalkan pada Rabu.
Harga perak di pasar spot naik 0,9 persen menjadi 27,59 dolar AS per ounce, sementara paladium bertambah 0,6 persen menjadi 2.403,18 dolar AS per ounce.
Baca Juga: Toko Desi Ampera Bekasi Kemalingan, Rokok Hingga Emas Puluhan Gram Raib