Transformasi Banyuwangi, dari Daerah Miskin Menuju Kota Pariwisata Dunia

Senin, 15 Februari 2021 | 15:14 WIB
Transformasi Banyuwangi, dari Daerah Miskin Menuju Kota Pariwisata Dunia
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, Jateng, Senin (15/2/2021)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat ini, Kota Banyuwangi, Jawa Timur menjadi tujuan wisata. Bukan saja para turis domestik, tapi juga mancanegara.

Dulu Banyuwangi tidak dikenal. Kota di timur Pulau Jawa ini hanya sekadar lokasi transit bagi mereka yang menggunakan jalur darat menuju ke Bali. Kemiskinan penduduknya relatif tinggi, sekitar 20,09 persen.

Kondisi ini kini telah bertransformasi. Dalam 10 tahun belakangan, Banyuwangi telah berubah menjadi salah satu daerah yang diperhitungkan di level nasional, bahkan internasional. Keberhasilan transformasi itu merupakan hasil inovasi, kolaborasi kreatif dan strategi marketing yang mumpuni.

Di Banyuwangi, inovasi menjadi denyut jantung keberhasilan berbagai bidang, mulai dari ekonomi, sosial, lingkungan, kesehatan, pariwisata, pendidikan dan kebudayaan hingga tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik.

Baca Juga: Siap Cetak SDM Pariwisata Unggul, BLK Banyuwangi Sediakan Pelatihan Gratis

"Banyuwangi kini terlihat berbeda. Setelah 2 periode kepemimpinan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, kini Banyuwangi bukan lagi kota miskin di Indonesia. Kota ini mengembangkan diri dalam hal pariwisata dan mengalami kemajuan dalam hal ekonomi," kata Ketua PP ISEI dan Ketua SBSI, M. Edhie, di Politeknik Negeri Banyuwangi, Senin (15/2/2021).

Pernyataannya ini diungkapkannya dalam Webinar Pengantar Purna Bhakti Bupati Banyuwangi 2010-2021 bertema "Refleksi 10 Tahun Perjalanan Banyuwangi", dalam bendah buku Creative Collaboration, Anti-Mainstream Marketing, dan Inovasi Banyuwangi.

Dalam 10 tahun perjalanan transformasi Banyuwangi disebutkan, perubahan positif telah membuka selimut hitam penutup aura Banyuwangi. Seiring berjalannya waktu, warga Banyuwangi tak lagi malu mengakui identitasnya, bahkan kini mereka bangga menjadi bagian dari Banyuwangi.

Ketiga buku yang ditulis Bupati Banyuwangi ini menjelaskan berbagai upaya yang dilakukannya, agar Banyuwangi naik kelas. Salah satu keberhasilan Banyuwangi adalah mempersembahkan kawasan wisata bertaraf internasional.

"Banyuwangi memiliki Alas Purwo, lokasi wisata yang sangat natural dan berada di kawasan terpencil. Inilah salah satu kekuatan Banyuwangi, mampu memunculkan kawasan-kawasan terpencil untuk dijual sebagai kawasan wisata premium, yang dicari bule-bule," ujar Yuswohady dari Inventure Indonesia.

Baca Juga: Pemprov Sulsel Ingin Jadikan Selayar Tujuan Wisata Andalan

Untuk mendukung seluruh visi dan misinya untuk Banyuwangi, Azwar Anas mengatakan, pihaknya didukung oleh tim yang mampu mewujudkan itu semua. Salah satu upaya yang berhasil diraih adalah menurunkan angka kemiskinan menjadi 7,5 persen, dari yang sebelumnya 20,09 persen.

"Ini semua merupakan hasil kerja sama tim inti, yang antara lain berasal dari pengusaha, perbankan, hingga universitas," ujar Azwar Anas.

"Jika dulu di income per kapita Banyuwangi berada di bawah Rp 20 juta (per orang per tahun), dengan cara yang dikerjakan bersama, antara lain dengan pembangunan homestay dari masyarakat, maka Banyuwangi kini bisa mencapai income per kapita Rp 51,8 juta per orang per tahun," tambahnya.

Bukti Banyuwangi telah sukses meraih transformasi juga diwujudkan dengan berbagai penghargaan yang diraih, baik dari dalam maupun luar negeri. Penghargaan-penghargaan itu antara lain, Penghargaan Perencanaan Pembangunan Daerah Terbaik, ASEAN Tourism Standard Award kategori Clean Tourist City, UNWTO Awards for Innovation in Public Policy Governance dari Badan Pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO), Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dengan predikat A selama 4 tahun berturut-turut, Opini WTP dari BPK selama 8 tahun berturut-turut. Saat ini, Banyuwangi telah dianugerahi lebih dari 200 penghargaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI