Utang Luar Negeri Indonesia Naik 3,5 Persen, Jadi Rp 5.845 Triliun

Naiknya utang luar negeri pemerintah didorong dari aliran modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN)
Suara.com - Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan IV 2020 sebesar 417,5 miliar dollar AS atau setara Rp 5.845 triliun (kurs Rp 14.000). Utang luar negeri Indonesia itu naik 3,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya periode yang sama.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, utang tersebut dari ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) sebesar 209,2 miliar dollar AS dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar 208,3 miliar dolar AS.
ULN Pemerintah tumbuh meningkat 3,3 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Naiknya ULN pemerintah, didorong dari aliran modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Selain itu, adanya penarikan pinjaman luar negeri untuk mendukung penanganan pandemi Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Baca Juga: Survei BI Catat Indeks Keyakinan Konsumen Loyo, Apa Penyebabnya?
"ULN pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas, yang diantaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,9 persen dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,7 persen), sektor jasa pendidikan (16,7 persen), dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,9 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (11,1 persen)," ujar Erwin dalam keterangannya, Senin (15/2/2021).
Sedangkan, ULN swasta juga alami kenaikan sebesar 3,8 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.
Perkembangan ini didorong oleh melambatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) serta kontraksi pertumbuhan ULN lembaga keuangan (LK) yang lebih dalam.
"Berdasarkan sektornya, ULN terbesar dengan pangsa mencapai 77,1 persen dari total ULN swasta bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin (LGA), sektor industri pengolahan, dan sektor pertambangan dan penggalian," kata Erwin.
Namun, struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Baca Juga: Libatkan OJK hingga BI, Bagaimana Nasib Nasabah Bank DKI usai Kasus Kebocoran Dana?
Struktur ULN yang sehat tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir triwulan IV 2020 yang tetap terjaga di kisaran 39,4 persen, meskipun meningkat dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 38,1 persen.