Suara.com - Para petani di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur diminta tidak khawatir, walaupun sekitar 879 hektare lahan pertanian di kawasan ini terendam banjir dan terancam gagal panen. Semua lahan persawahan di Tulungagung sudah terjaga oleh asuransi.
"Sosialiasi asuransi pertanian di Tulungagung berjalan baik, sehingga sejumlah lahan pertanian sudah diasuransikan. Upaya Tulungagung ini turut menjaga ketahanan pangan," katanya, Selasa (9/2/2021).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy.
"Tahun ini, kita akan genjot pemanfaatan asuransi pertanian. Dengan asuransi, pertani bisa beraktivitas dengan tenang meski dalam cuaca buruk," ujarnya.
Sarwo menjelaskan, asuransi memiliki klaim yang akan diberikan saat gagal panen.
"Klaim asuransi sebesar Rp 6 juta per hektare. Dengan klaim tersebut, petani tetap memiliki modal untuk tanam kembali dan produksi tetap terjaga," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung, Suprapti mengonfirmasi, ada sekitar 876 hektare lahan pertanian (sawah) yang terendam banjir selama sepekan terakhir, sehingga menyebabkan tanaman pertanian berpotensi rusak dan bahkan gagal panen.
"Ini data setelah kami melihat langsung kondisi di lapangan saat banjir beberapa waktu lalu," kata Suprapti.
Secara teknis penentuan kerusakan tanaman baru bisa ditentukan jika terendam selama lima hari. Jika terendam selama sehari saja, tanaman belum bisa dikatakan rusak.
Baca Juga: Kementan Rehabilitasi RJIT di Kabupaten Barito Timur
Saat ini, Dinas Pertanian sudah menjamin kerusakan dari tanaman petani dengan asuransi petani. Program tersebut sudah berjalan selama beberapa tahun terakhir, dan terus diperluas.