OJK: Produk Keuangan Syariah Belum Mendominasi

Rabu, 10 Februari 2021 | 17:59 WIB
OJK: Produk Keuangan Syariah Belum Mendominasi
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Wimboh Santoso. (Antara Foto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penduduk muslim di Indonesia mencapai 87 persen, tetapi produk keuangan syariah tidak mendominasi kehidupan masyarakat, kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan  Wimboh Santoso.

Wimboh berharap kehadiran Bank Syariah Indonesia -- hasil merger 3 bank syariah BUMN -- dapat menjawab permasalahan tersebut.

"Kami menyambut baik, BSI ini adalah salah satu ekosistem bagaimana bisa mengembangkan ekonomi syariah. Dan ini tentunya bagaimana kita bisa angkat ini, dan nggak hanya di keuangan saja," kata Wimboh dalam webinar bertajuk Peluang dan Tantangan Perbankan Syariah, Pasca Merger Bank Syariah BUMN, Rabu (10/2/2021).

Wimboh menyebut sejumlah tantangan yang dihadapi industri perbankan syariah nasional.

Di antaranya, pangsa pasar atau market share saat ini baru sekitar 9,9 persen.

"Bahkan kita bercita-cita pada tahun 2000-an begitu kita me-role out perbankan syariah ini kita bercita-cita 20 persen (market share) tapi rupanya perjalanan waktu sulit sekali," katanya.

Kemudian, sejumlah bank syariah memiliki keterbatasan modal. Dia menyebut 6 bank syariah memiliki modal inti kurang dari Rp2 triliun dari total 14 bank umum syariah.

Selanjutnya, literasi keuangan syariah yang masih rendah jika dibandingkan dengan yang konvensional.

"Literasi bank syariah kita hanya 8,93 persen dibandingkan dengan nasional yang 38,03 persen, begitu juga dengan inklusi keuangan syariah yang baru mencapai 9,1 persen dibandingkan dengan konvensional yang telah mencapai 76,19 persen," kata Wimboh.

Baca Juga: Bos OJK Ibaratkan Bank Syariah Indonesia Bayi Raksasa yang Baru Lahir

Berikutnya keterbatasan sumber daya manusia di industri keuangan syariah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI