Suara.com - PT Pertamina (Persero) masih menjalankan penugasan pemerintah terkait penyaluran subsidi minyak dan gas (Migas) ke masyarakat pada tahun 2021 ini. Salah satunya, penyaluran LPG bersubsidi yaitu LPG 3 kilogram atau lebih dikenal LPG melon.
"Kami distribusi LPG subsidi. Kami sudah mendapatkan lokasinya dan ini terimakasih juga sudah dibahas dan diputuskan," ujar Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dalam rapat dengar pendapatan dengan Komisi VII, Selasa (9/2/2021).
Nicke melanjutkan, kuota LPG bersubsidi pada tahun ini juga bertambah. Pada tahun 2020 kuota LPG bersubsidi sebesar 7 juta metrik ton.
Namun realisasinya, penyaluran LPG bersubsidi pada tahun 2020 melebihi target yaitu, 7,14 juta metrik ton.
Baca Juga: Kepala Sri Widayu Pecah Digetok LPG saat Lagi Masak, Kompor Masih Menyala
"Tahun ini kita naik kuotanya jadi 7,5 juta metrik ton," ucap Nicke.
Kuota LPG 7,5 juta metrik ton pada 2021 ini sesuai dengan asumsi makro yang disampaikan Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR mengusulkan, volume BBM dan LPG bersubsidi sebesar 7,50 juta metrik ton, subsidi tetap minyak solar sebesar Rp 500 per liter dan subsidi listrik ditetapkan sebesar Rp 53,59 triliun.
Sementara, harga Rata-Rata Minyak Mentah Indonesia (ICP) sebesar 45 dolar AS/barel, lifting minyak dan gas bumi sebesar 1,712 juta barel setara minyak per hari,
"Pemerintah mengusulkan Asumsi Dasar Makro Sektor ESDM RAPBN Tahun 2021 yaitu, ICP sebesar 45 dolar AS/barel. Penetapan ICP tersebut berdasarkan pertimbangan, realisasi ICP dari bulan Januari - 28 Agustus 2020 mencapai 40,10 dolar AS/barel dengan outlook rata-rata tahun 2020 sebesar 35-40 dolar AS/barel. ICP rata-rata tanggal 1 sampai dengan 28 Agustus 2020 sebesar 41,66 dolar AS/barel," kata Arifin.
Baca Juga: Sri Widayu Dibantai Pakai LPG Kepala Pecah, Tewas Dekat Warung Jawa Barokah