Suara.com - Direktur Indonesia ICT Institute Heru Sutadi memprediksikan, pasar akan merespon positif terkait rencana pelepasan sekitar 4.000 menara telekomunikasi milik Indosat Ooredoo.
"Dari kajian yang kami lakukan, jika Indosat kembali melakukan aksi monetisasi menaranya seperti 2019 lalu, pasar akan merespons positif walau ada pandemi. Bahkan, bisa saja harga per menaranya naik dibanding tahun lalu," kata Heru Sutadi dalam kajiannya, ditulis Selasa (9/2/2021).
Indosat Ooredoo pada 2019 lalu menjual 3.100 menaranya kepada PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dan PT Protelindo.
Sebanyak 2.100 menara dilepas kepada Mitratel, anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Sedangkan, 1.000 menara dilepas kepada Protelindo, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Penjualan 3.100 menara waktu itu menghasilkan nilai transaksi sebesar Rp 6,39 triliun.
Kabarnya, untuk penjualan kali ini, pemain besar di sektor menara seperti PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melalui Protelindo, Mitratel, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan PT Centratama Telekomunikasi (CENT) kemungkinan besar akan menjadi bidder dalam lelang yang digelar anak usaha Ooredoo ini.
“Untuk transaksi tahun ini, harganya bisa saja naik signifikan karena aset yang dijual memiliki kualitas lebih baik," katanya.
Selain itu permintaan demand untuk data terus meningkat, apalagi dengan operator yang berlomba untuk menerapkan 5G, menyebabkan demand untuk menara telekomunikasi terus bertumbuh.
Selain itu, rencana penghapusan daftar negatif investasi dalam Omnibus Law harusnya juga membawa angin segar dan meningkatkan minat investor asing terhadap sektor menara telekomunikasi di Indonesia.
Heru memprediksi, jika lelang digelar sukses, maka Indosat Ooredoo akan mendapatkan dana segar untuk memperkuat belanja operasinya.
Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Voice, Indosat Luncurkan Solusi Terbaru di Tengah Pandemi
"Ini akan menjadi modal tambahan bagi Indosat untuk menuju era 5G, karena makin agile dan kompetitif," katanya.