Suara.com - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, tantangan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 masih sangatlah luar biasa, mengingat pandemi virus corona atau Covid-19 masih ada.
Padahal kata dia, pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi pada tahun ini berkisar 5 persen.
"Ada empat faktor yang akan mempengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi di 2021," kata Suahasil dalam acara Indonesia Economic Outlook secara virtual, Senin (8/2/2021).
Salah satu yang utama adalah pandemi virus corona itu sendiri, inilah kata dia yang menjadi penentu utama kondisi ekonomi ke depan baik di tingkat global maupun dalam negeri.
Baca Juga: HPN 2021, DPR Harap Insan Pers Terus Kawal Demokrasi dan Pemulihan Ekonomi
"Penularan virus corona masih eskalatif baik secara global dan lokal," katanya.
Selain itu kedua, yang bisa mempengaruhi target ekonomi adalah soal program vaksinasi mulai berjalan.
Suahasil bilang, vaksinasi menjadi faktor positif menekan penularan dan pengembalian confidence masyarakat untuk kembali melakukan aktivitas ekonomi.
Ketiga, APBN 2021 ekspansif dan difokuskan untuk melanjutkan penanganan pandemi dan memperkuat pemulihan ekonomi melalui realokasi dan belanja produktif serta penguatan program PEN.
Keempat, implementasi reformasi struktural melalui aturan turunan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan pembentukan Indonesia Investment Authority (INA).
Baca Juga: Pakar : Kini Waktu Tepat untuk Arahkan Kebijakan Ekonomi ke Arah Pertanian
Hal ini dapat mendorong ease of doing business, penciptaan lapangan kerja, dan memperkuat investasi pada periode pemulihan ekonomi.
Suahasil optimis, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini akan meroket hingga 5,5 persen, meskipun pandemi virus corona atau Covid-19 masih menghantui
Kepercayaan diri Suahasil mematok target tersebut lantaran telah sejalan dengan proyeksi yang dilakukan sejumlah lembaga ekonomi dunia.
"Pertumbuhan ekonomi akan meningkat pada kisaran 4,5-5,5 persen pada tahun 2021, sejalan dengan proyeksi lembaga internasional," kata Suahasil.
Momentum kebangkitan ekonomi pada tahun ini kata dia haruslah jadi pecutan utama setelah terkontraksi cukup hebat sepanjang tahun lalu.
"Pertumbuhan ekonomi pada 2020 minus 2,07 persen. Kita harus gunakan momen ini untuk 2021,” katanya.
Suahasil menjelaskan bahwa dalam pemulihan ekonomi 2021, negara memiliki 3 item kerangka kebijakan.
Pertama adalah intervensi kesehatan yang terdiri atas vaksinasi, pengetatan 3M (menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan) 3T (testing, tracing, treatment), dan intervensi lainnya seperti pengadaan alat kesehatan.
Kemudian, dana anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang fleksibel.
Pemerintah melanjutkan program perlindungan sosial untuk warga tidak mampu dan miskin baru.
Selain itu, juga menjaga kelangsungan pelaku usaha melalui dukungan UMKM dan korporasi serta program prioritas untuk penciptaan lapangan kerja.
Terakhir, adalah reformasi struktural melalui Undang-Undang (UU) Cipta kerja untuk mengatasi berbagai tantangan pembangunan nasional baik itu kemudahan berusaha hingga reformasi regulasi.