Istana: Prospek Ekonomi Indonesia Tahun 2021 akan Lebih Baik

Jum'at, 05 Februari 2021 | 13:34 WIB
Istana: Prospek Ekonomi Indonesia Tahun 2021 akan Lebih Baik
Ilustrasi Jakarta (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Staf Khusus  Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta memperkirakan prospek ekonomi Indonesia tahun 2021 lebih baik dibandingkan tahun 2020, meski masih pandemi Covid 19.

"Faktor penanganan kesehatan yang lebih siap, vaksin yang sudah mulai diberikan, dan kembali bergeraknya konsumsi rumah tangga akan menjadi hal paling membedakan tahun 2021 ini dengan tahun 2020 yang lalu," ujar Arif, Jumat (5/2/2021).

Pernyataan Arif menyusul Badan Pusat Statistik yang mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020, mengalami kontraksi cukup hebat dimana pertumbuhannya minus 2,07 persen.

Dikatakan pula, pemerintah selama tahun 2021 akan menyediakan anggaran penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional senilai Rp619,83 triliun atau sekitar 3,5 persen PDB nasional.

"Itu artinya, pemerintah terus mendorong agar ekonomi kita pulih dalam waktu yang cepat baik dari sisi supply maupun demand," kata dia.

Baca Juga: Ekonomi RI 2020 Minus 2 Persen, Terburuk Sejak Krismon 1998

BPS pada Jumat (5/2/2021) menyebutkan ekonomi Indonesia kuartal IV 2020 terkontraksi -2,19 (yoy).

Hal tersebut sudah sesuai dengan yang diperkirakan dan menunjukkan perbaikan dibandingkan kuartal III (yoy) - 3,49 persen dan II (yoy) -5,32 persen.

Arif menyebut kontraksi itu adalah dampak pandemi yang begitu besar menghantam perekonomian domestik dari sisi konsumsi dan investasi.

Pandemi juga menggoyahkan perekonomian global yang berimbas pada turunnya kegiatan perdagangan internasional.

"Dampak pandemi juga terasa di kuartal IV 2020, ketika agenda tahunan seperti Natal dan Tahun Baru tidak cukup kuat dalam menggerakkan ekonomi seperti tahun-tahun sebelumnya," katanya

Namun, kata Arif, jika pertumbuhan ekonomi RI dibandingkan dengan negara-negara mitra dagang utama Singapura (-5,8 persen), Amerika Serikat (-3,5 persen), Uni Eropa -6,4 persen, maka kondisi Indonesia relatif lebih baik.

Arif menuturkan BPS juga merilis bahwa sepanjang tahun 2020 yang lalu, ekonomi RI tercatat terkontraksi - 2,07 persen yoy), tetapi pertumbuhan pengeluaran konsumsi pemerintah masih tumbuh 1,94 persen

Tak hanya itu, Arif optimistis ekonomi tahun 2021 tumbuh positif jika semua tetap disiplin menjaga protokol kesehatan dan meningkatkan konsumsi masyarakat.

Baca Juga: Ekonomi RI Minus 2 Persen Lebih di 2020, Corona Biang Keroknya

"Jika kita dapat tetap menjaga disiplin protokol kesehatan dan mendorong tingkat konsumsi masyarakat pada tahun 2021 ini maka ekonomi dapat tumbuh positif dan sesuai yang direncanakan," tutur dia.

Arif menambahkan program padat karya dan program lain yang dapat membuka lapangan kerja menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya beli masyarakat, disamping program perlindungan sosial yang juga akan tetap dilakukan pemerintah.

"Sektor investasi juga dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional, mengingat dalam waktu yang tidak terlalu lama aturan turunan dari UU Cipta Kerja akan segera disahkan sehingga hal ini diharapkan akan mendorong investasi secara signifikan dan menciptakan lapangan kerja baru," katanya

Sebelumnya, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 mengalami kontraksi cukup hebat dimana pertumbuhannya minus 2,07 persen.

Angka ini jauh lebih buruk dibandingkan tahun sebelumnya yang masih tetap positif di angka 5,02 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI