Suara.com - Harga emas dunia merosot lebih dari 2 persen karena penguatan dolar AS dan imbal hasil US Treasury mengikis daya tarik bullion.
Mengutip CNBC, Jumat (5/2/2021) harga emas di pasar spot anjlok 2,3 persen menjadi 1.791,76 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level terendah lebih dari dua bulan di 1.784,76 dolar AS per ounce.
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup melorot 2,4 persen menjadi 1.791,20 dolar AS per ounce.
Perak jatuh 2,3 persen menjadi 26,26 dolar AS per ounce. Harga perak menyusut lebih dari 13 persen sejak hiruk-pikuk investor ritel gaya GameStop mengirimnya ke level tertinggi dalam hampir delapan tahun, 30,03 dolar AS per ounce, pada sesi Senin.
Baca Juga: Viral TikToker Makan Puding Dilapisi Emas, Ternyata Rasanya Cuma Kayak Gini
Mengurangi beberapa kekhawatiran atas kesehatan ekonomi adalah penurunan warga Amerika yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran pekan lalu.
Membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, dolar menembus level tertinggi lebih dari dua bulan, sementara imbal hasil US Treasury jangka panjang naik karena mengantisipasi paket bantuan pandemi jumbo dari Washington dan pasar tenaga kerja Amerika yang stabil.
Kendati emas biasanya mendapatkan keuntungan dari lebih banyak stimulus, karena dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dari langkah-langkah stimulus yang meluas, yield surat utang yang lebih tinggi menantang status tersebut, karena mendongkrak opportunity cost untuk memegang bullion yang tidak memberikan imbal hasil.
Di antara logam lainnya, platinum turun 0,7 persen menjadi 1.093,52 dolar AS per ounce dan paladium naik 0,5 persen menjadi 2.286,18 dolar AS per ounce.
Baca Juga: Antam Luncurkan Emas Bergambar Kepala Kerbau