Suara.com - Harga minyak dunia meningkat di tengah data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kuat serta penurunan persediaan dan keputusan OPEC Plus untuk mempertahankan pemotongan produksi.
Mengutip CNBC, Jumat (5/2/2021) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup menguat 38 sen menjadi 58,84 dolar AS per barel, setelah sebelumnya menembus level tertinggi sejak 21 Februari di 59,04 dolar AS per barel.
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), ditutup pada 54 dolar AS per barel, naik 54 sen setelah mencapai level settlement tertinggi dalam satu tahun pada sesi Rabu, yakni 55,69 dolar AS per barel.
Data pabrik di Amerika yang kuat dan peningkatan angka pengangguran membantu mendongkrak harga minyak, kata John Kilduff, mitra di Again Capital, New York.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melesat Hampir 2 Persen
Departemen Perdagangan Amerika mengatakan pesanan pabrik meningkat 1,1 persen setelah melonjak 1,3 persen pada November, mengalahkan ekspektasi ekonom, sementara data Departemen Tenaga Kerja menunjukkan penurunan jumlah warga Amerika yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran di pekan terakhir.
Investor juga memperkirakan data yang positif dari laporan ketenagakerjaan bulanan komprehensif pemerintah yang akan dirilis Jumat.
Pasar semakin didukung oleh berita bahwa kubu Partai Demokrat di Kongres Amerika mengambil langkah pertama untuk meloloskan rencana bantuan virus korona senilai 1,9 triliun dolar AS yang diusulkan Presiden Joe Biden.
Reli dolar AS, yang biasanya bergerak terbalik dengan harga minyak, mengambil sebagian momentum minyak. Dolar menyentuh level tertinggi lebih dari dua bulan terhadap sekeranjang mata uang lainnya.
Rabu, Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan sekutunya - yang dikenal sebagai OPEC Plus - memperpanjang pakta pasokan minyaknya pada tingkat yang ada, sebuah isyarat bahwa produsen senang pemotongan pasokan mereka menguras persediaan meski prospek pemulihan permintaan tidak pasti karena pandemi virus korona masih menghantui.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Tembus ke Level Tertingginya Dalam 1 Tahun Terakhir