Dampak Food Estate di Kalteng, Sejumlah Infrastruktur Desa Dibangun

Kamis, 04 Februari 2021 | 16:03 WIB
Dampak Food Estate di Kalteng, Sejumlah Infrastruktur Desa Dibangun
Ilustrasi persawahan warga. (Dok : Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Untuk menunjang keberadaan Food Estate Kalimantan Tengah, sejumlah infrastruktur dibangun di desa yang berada di sekitarnya. Jalan desa diperbaiki, irigasi, dan aktivitas produksi didukung dengan optimal,

Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Hortikultura dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah, Sunarti saat ditemui di desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Rabu (3/2/2021).

“Fakta di lapangan adanya food estate, infrastuktur yang menunjang ekonomi terbangun. Progresnya dapat dilihat, jalan desa diperbaiki, irigasi, dan aktifitas produksi didukung dengan optimal,” katanya.

Khusus di lahan sawah, Sunarti mengatakan telah terjadi kenaikan provitas lahan milik petani. Setidaknya terjadi pertambahan hasil panen 1-2 ton per hektare, akibat sentuhan teknologi benih dan mekanisasi.

Baca Juga: Kementan Rehabilitasi RJIT di Kabupaten Barito Timur

“Petani kami merasakan dampak yang positif. Bila ada kekurangan di satu dua titik adalah hal yang wajar. Food estate masih terus berkembang,” tegasnya.

Mengenai isu gagal panen, Sunarti menilai, hal itu sebagai perhatian masyarakat pada perkembangan food estate di Kalteng. Ia menjadikan ini sebagai kritik perbaikan untuk lebih intensif lagi melihat lapangan.

Namun ia keberatan bila kejadian tersebut, di generalisir seolah menjadi kegagalan panen secara makro, dan menganggap tidak mewakili luasan pertanaman.

“Yang terjadi adalah panen cepat akibat tanaman rubuh dan terendam. Terpaksa segera dipanen,pantas bila hasilnya belum optimal. Berbeda bila dilihat pada lahan lain yang pertanamannya sudah tepat,” tegasnya.

Sunarti menambahkan, lahan yang dianggap gagal panen pun hanya luasan kecil pada titik tertentu, sehingga tidak fair bila dibandingkan luasan pertanaman yang telah siap panen yang mencapai puluhan ribu hektare.

Baca Juga: Dengar Keluhan Petani soal Pupuk, Kementan Siap dengan Strategi Pengamanan

“Kita akan tetap menjadi perhatian, terutama cara bertanamnya harus dirubah. Yang tanaman rubuh itu ditanam dengan sistem tabur, sehingga akarnya tidak cukup kuat menahan angin. Kita terus edukasi petaninya,” tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI