Suara.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyanggah adanya informasi bahwa pesawat Sriwijaya Air SJ-182 meledak di udara sebelum jatuh ke air.
Menurut Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, informasi tersebut merupakan hoaks. Ia menjelaskan, hal ini dibuktikan dengan luas sebaran lokasi jatuhnya pesawat tersebut.
"Pesawat secara utuh sampai membentur air. Tidak ada pecah di udara," ujar Soerjoni dalam Rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR, Rabu (3/2/2021).
Selain itu, tutur Soerjono, kondisi mesin pesawat juga masih menyala saat jatuh ke air. Hal ini, dibuktikan dengan temuan turbin yang rontok, sehingga menandakan ketika di dalam air mesin masih berputar.
Baca Juga: Perlahan Terungkap Penyebab Sriwijaya Air Jatuh, KNKT: Minta Hindari Cuaca
"Dari buku catatan perawatan pesawat tidak ditemukan adanya hal yang signifikan catatan kerusakan pesawat sejak 6-9 januari 2021," kata dia.
Dalam hal ini, Soerjono juga mengklarifikasi adanya informasi terkait kejanggalan seperti kecepatan pesawat pada saat jatuh yang dianggap banyak orang stabil.
Padahal, ia mengungkapkan, bahwa kecepatan pesawat makin bertambah, saat ketinggian pesawat menurun.
"Jadi berdasarkan, data FDR menunjukkan bahwa sejak ketinggian berkurang kecepatan pesawat bertambah, sedangkan kecepatan yang ada dalam informasi di data flightradar24 merupakan groundspeed," ucap Soerjono.
Diketahui, Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Baca Juga: Santer di Media Sosial, KNKT Bantah Sriwijaya Air SJ 182 Alami Full Stall
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu mengangkut 62 orang. Terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru.