Luhut Sedih 22 Persen Penduduk Indonesia Tak Percaya Covid-19

Rabu, 03 Februari 2021 | 13:16 WIB
Luhut Sedih 22 Persen Penduduk Indonesia Tak Percaya Covid-19
Luhut Binsar Pandjaitan di Istana Kepresidenan, Kamis (22/11/2018). (Suara.com/Dwi Bowo Raharjo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku sedih karena dari data yang ia miliki sebanyak 22 persen penduduk Indonesia tidak mempercayai adanya virus corona atau Covid-19.

Hal tersebut dikatakan Luhut saat menjadi pembicara dalam acara Mandiri Investment Forum 2021, yang dilakukan secara virtual, Rabu (3/2/2021).

"Karena dari data kami sekitar 22 persen orang tidak mempercayai Covid-19," kata Luhut.

Dengan data ini kata Luhut, makin menyulitkan pemerintah dalam mengajak masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan.

Baca Juga: Kejar Target Herd Immunity di 2022, Luhut Minta Vaksinasi Dipercepat

Sementara dari banyak kasus penambahan virus corona, sebagian besar karena kurang menjalankan protokol kesehatan.

"Jadi bagaimana kita mengimplementasikan strategi ini, bagaimana kita mendisiplinkan orang-orang," keluh Luhut.

Luhut merasa jumlah orang yang tidak percaya bisa saja lebih 22 persen atau mencapai 40 persen. Untuk itu, ia memastikan bakal memperketat penerapan peraturan dengan melibatkan semua pihak untuk menjalankan protokol kesehatan yang ketat.

Tak hanya itu kata dia, pemerintah juga mengajak seluruh elemen keagamaan untuk bersatu padu untuk melawan pandemi Covid-19.

“Jadi semua pesantren, semua pimpinan agama dan entah itu muslim, kristen, buddha harus bekerja sama bahwa hal ini harus kita tangani karena ini ancaman yang nyata terutama dengan varian yang baru,” ujar Luhut.

Baca Juga: Luhut : Masih Banyak Warga Indonesia Anggap Covid-19 Konspirasi

Apalagi, kata Luhut, Covid-19 juga membawa dampak ke perekonomian negara. Ia merasa ekonomi tidak bisa berjalan mudah kalau pandemi masih ada di Indonesia.

"Menurut saya ini target yang penting untuk pemerintah Indonesia bagaimana kita bisa menangani dan tapi kita tetap bisa menggerakkan perekonomian," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI