Suara.com - Harga emas dunia mencatatkan rekor terburuknya sepanjang awal tahun ini, dimana sudah 6 hari berturut-turut harga logam mulia tersebut anjlok.
Mengutip CNBC, Jumat (29/1/2021) harga emas berjangka melemah 7,7 dolar AS menjadi 1.841,20 dolar AS per ounce, memperpanjang penurunan hari keenam berturut-turut.
Sementara itu harga emas patokan Amerika Serikat (AS) juga anjlok dengan jatuh 7,7 dolar AS atau 0,42 persen menjadi 1.841,20 dolar per ounce.
Investor memilih perlindungan pada dolar AS saat sentimen risiko memudar setelah bank sentral AS, Federal Reserve (the Fed) menyatakan kekhawatiran atas lambatnya pemulihan ekonomi.
Baca Juga: Tiga Penambang Emas Ilegal dari Jawa Ditangkap di Tanah Datar
The Fed mengatakan laju pemulihan dalam aktivitas ekonomi AS dan pekerjaan moderat dalam beberapa bulan terakhir, tetapi mempertahankan suku bunga acuan. Selain itu, pembelian obligasi bulanan tidak berubah.
Dolar ditransaksikan di dekat level tertinggi satu minggu di sesi sebelumnya setelah aksi jual tajam di Wall Street pada Rabu dan bursa Eropa mencapai posisi terendah 1 bulan pada perdagangan Kamis.
Penundaan kesepakatan stimulus virus corona AS senilai 1,9 triliun dolar AS yang belum menerima sinyal hijau dari Partai Republik, semakin membebani emas.
Harga emas juga berada di bawah tekanan ketika Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa 847.000 orang mengajukan klaim pengangguran awal dalam pekan yang berakhir 23 Januari, level terendah dalam 3 minggu.
Logam mulia lainnya, perak pengiriman Maret naik 53,3 sen atau 2,1 persen menjadi 25,922 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 6,6 dolar AS atau 0,61 persen menjadi 1.072,40 dolar AS per ounce.
Baca Juga: Ditemukan! 6.500 Koin dan Cincin Emas Langka Berusia 900 Tahun