Suara.com - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, sektor perdagangan merupakan sektor yang paling terdampak besar terkena tekanan pandemi Covid-19.
Dirinya mencontohkan kegiatan ekspor impor pada tahun lalu tak begitu menggembirakan, yang paling mengkhawatirkan dia adalah soal kinerja impor yang turunnya lebih dari 17 persen.
"Kalau melihat lebih dalam lagi, terjadi pelemahan karena impor 70,2 persen adalah bahan baku penolong. Artinya kalau impor turun 17,34 persen saya takut ada pelemahan sektor produksi untuk konsumsi di Tanah Air," kata Lutfi dalam sebuah webinar, Selasa (26/1/2021).
Hal inilah yang menjadi catatannya di tahun 2021, menurutnya jika kegiatan ekspor dan impor masih melempem sepanjang tahun ini, bisa-bisa target pertumbuhan ekonomi tidak bisa tercapai.
Baca Juga: Neraca Dagang RI Surplus Tapi Mendag Tak Happy, Ini Alasannya
Maka dari itu kata dia, perlu perbaikan pada struktur produksi dan konsumsi di dalam negeri yang berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi.
“Kalau konsumsi terganggu, produksi terganggu, pertumbuhan ekonomi pada 2021 akan terimbas langsung. Jadi bagaimana kita perbaiki struktur tersebut,” kata dia.
Guna mencegah terjadinya hal ini, Lutfi berkomitmen akan menjamin arus barang baku dan penolong kembali normal atau lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Dengan demikian, aktivitas industri tidak mengalami kendala.
“Ini hal yang harus saya bicarakan dengan Kementerian Perindustrian dan terpenting ke Kementerian Keuangan karena kita memerlukan insentif, tak hanya finansial tetapi juga yang bisa mendorong pulihnya kepercayaan pasar,” pungkasnya.
Baca Juga: Mendag Lutfi: Harga Kedelai Diprediksi Bakal Terus Naik sampai Mei 2021