Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim perekonomian Indonesia mulai pulih. Hal itu, katanya terlihat dari keyakinan konsumen Indonesia yang hampir menembus 100 persen pada Desember 2020.
Menurutnya, kenaikkan keyakinan konsumen ini sangat baik bagi ekonomi. Sebab, hampir separuh ekonomi digerakkan oleh konsumsi masyarakat.
"Kita tentu berharap pemulihan di perekonomian didorong keyakinan konsumen, indeks keyakinan konsumen membaik 96,5 persen di Desember, diharapkan bisa across 100 persen. Angka 100 cerminkan kontribusi lebih optimis lagi karena kita ketahui 57 persen perekonomian kita basisnya konsumsi," ujar Airlangga dalam webinar Akselerasi Pemulihan Ekonomi, Selasa (26/1/2021).
Kemudian, lanjut Airlangga, indeks manufaktur juga sudah menunjukkkan perbaikan di level 51,3. Ia melihat, impor barang baku dan modal juga meningkat.
Baca Juga: Beda Sikap Doni Monardo dan Airlangga Hartarto Saat Terpapar Corona
Selain itu, dari sisi perbankan, Ketua Umum Partai Golkar ini mengungkapkan, kredit usaha rakyat atau KUR yang disalurkan pada 2020 telah mencapai 100 persen atau sebesar Rp 190 triliun.
"Dan kalau kita lihat sektor super mikro, itu penggunaan financial technology juga angka baik Rp 140 triliun. Fintech adalah proxy untuk kegiatan UKM karena fintech ini tingkat daripada jangka waktunya relatif lebih singkat atau kurang dr 1 tahun bahkan 6 bulan. Tentu ini refleksikan kegiatan denyut perekonomian di level mikro," tutur dia.
Tak hanya itu, Airlangga mengatakan, dari sisi eksternal masih sangat terjaga, terlihat dari neraca perdagangan yang surplus 21,7 miliar dollar AS.
"Tentunya sebuah angka yang menunjukkan positif bahwa ekspor masih bergerak dan didukung beberapa produk manufaktur yakni cpo dan turunan, ada produk mineral yakni batubara kemudian logam elektronik dan perhiasan. Ini beberapa sektor yang menopang pemulihan ekonomi nasional dan di dalamnya ada terkait perhiasan dan industri kertas," tukasnya.
Baca Juga: Airlangga Hartarto Tak Jujur Sempat Positif Covid-19, ProDem: Tidak Adil!