Harga Minyak Dunia Naik Imbas Optimisme Paket Stimulus AS

Selasa, 26 Januari 2021 | 08:17 WIB
Harga Minyak Dunia Naik Imbas Optimisme Paket Stimulus AS
Ilustrasi harga minyak dunia [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak dunia naik sekitar 1 persen karena optimisme seputar rencana stimulus Amerika Serikat dan kekhawatiran pasokan mendorong komoditas tersebut.

Tetapi kenaikan ini dibatasi oleh terus meningkatnya kasus positif virus corona atau Covid-19 secara global.

Mengutip CNBC, Selasa (26/1/2021) harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 47 sen, 0,9 persen menjadi 55,88 dolar AS per barel.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, ditutup 50 sen atau 1 persen lebih tinggi menjadi 52,77 dolar AS per barel.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Rencana Lockdown China

Sejumlah pejabat pemerintahan Presiden Joe Biden, berkomunikasi dengan anggota parlemen dari Partai Republik dan Demokrat mencoba untuk menghalau kekhawatiran Republik bahwa proposal bantuan pandemi senilai 1,9 triliun dolar AS yang diusung pemerintah terlalu mahal.

Di sisi pasokan, kepatuhan Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya dengan pembatasan produksi minyak yang dijanjikan sejauh ini rata-rata 85 persen pada Januari, menurut pelacak kapal tanker Petro-Logistics, Senin.

Data menunjukkan kelompok tersebut meningkatkan kepatuhannya pada pembatasan pasokan yang dijanjikan.

Indonesia mengatakan penjaga pantainya menyita sebuah kapal tanker berbendera Iran atas dugaan transfer bahan bakar ilegal, meningkatkan prospek ketegangan di Teluk pengekspor minyak tersebut.

Produksi dari ladang raksasa Kazakhstan, Tengiz, terganggu oleh pemadaman listrik pada 17 Januari.

Baca Juga: China Mau Lockdown Lagi, Harga Minyak Dunia Langsung Merosot

Sementara itu, negara-negara Eropa memberlakukan pembatasan yang ketat untuk menghentikan penyebaran virus korona, sedangkan China melaporkan lonjakan kasus Covid-19, menyusutkan prospek permintaan di konsumen energi terbesar dunia itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI