Suara.com - Pendemi Covid-19 ini telah mendorong berbagai kalangan untuk melakukan inovasi. Salah satunya adalah penemuan alat deteksi virus corona yang bernama GeNose.
GeNose merupakan alat pendeteksi virus corona yang dikembangkan para peneliti dari Universitas Gajah Mada (UGM). Inovasi ini sempat menjadi perhatian publik dan telah mendapat izin edar dari Kemenkes pada kamis 24/12/2020 lalu.
Dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI dengan Kementerian BUMN dan PT Biofarma (Persero), Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PAN Abdul Hakim Bafagih meminta Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik karya anak bangsa tersebut.
Abdul Hakim Bafagih mendorong penggunaan GeNose secara masif di instansi dan BUMN yang dipimpinnya. Terutama adalah di titik-titik yang membutuhkan skrinning cepat seperti Bandara yang sebagian besar dimiliki PT Angkasa Pura.
Baca Juga: Erick Thohir Bongkar Alasan Indonesia Ambil Vaksin dari China
“Penggunaan alat skrining cepat tersebut selain sebagai bentuk apreasiasi terhadap karya dan inovasi anak bangsa, hal ini juga turut mengurangi beban impor alat-alat kesehatan,” kata Ketua Kapoksi Komisi VI DPR RI ini ditulis Kamis (21/1/2021).
Seperti diketahui, pandemi ini cukup menguras keuangan negara dan menambah ketergantungan APBN dari utang luar negeri. Dengan mengurangi impor alat-alat kesehatan. Seharusnya beban tersebut bisa sedikit berkurang.
Selain itu kebijakan tersebut juga akan memberikan insentif bagi pelaku industri alat kesehatan dalam negeri. Sehingga ke depan supply alat-alat kesehatan dapat dipenuhi dari dalam negeri.
Dalam industri vaksin misalnya, selain membutuhkan vaksin dari luar negeri, program vaksinasi nasional juga membutuhkan vaksin dalam negeri.
Dan PT Biofarma sebagai holding BUMN Farmasi juga sedang mengembangkan industri vaksin dalam negeri yang selama ini kita kenal dengan vaksin merah putih.
Baca Juga: Erick Thohir Pastikan Info Vaksin Covid-19 Pakai Chip Hoaks
ABH, demikian anggota DPR ini biasa disapa, juga berharap vaksin merah putih mendapat perhatian lebih serius agar lebih cepat menyelesaikan uji klinis dan dapat digunakan dalam program vaksinasi.
Upaya tersebut selain bisa mengatasi pandemi juga mampu berkontribusi secara ekonomi yaitu mendorong pertumbuhan dan proses recovery ekonomi.