Suara.com - Harga minyak dunia bergerak lebih tinggi di tengah ekspektasi pemerintahan Presiden Amerika Joe Biden yang akan memberikan stimulus ekonomi yang kuat bakal mengangkat permintaan bahan bakar dan memberlakukan kebijakan yang memperketat pasokan minyak mentah.
Biden, yang dilantik pada Rabu, diprediksi segera mengambil langkah-langkah untuk mengekang industri minyak Amerika, termasuk pabrik untuk masuk kembali pada kesepakatan iklim Paris, membatalkan izin untuk pipa minyak mentah Keystone XL dan menghentikan pengeboran yang direncanakan di Arktik.
Mengutip CNBC, Kamis (21/1/2021) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup menguat 18 sen menjadi 56,08 dolar AS per barel.
Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, meningkat 26 sen menjadi 53,24 dolar AS per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Jelang Dilantiknya Joe Biden Jadi Presiden AS
Calon Menteri Keuangan AS Janet Yellen mendesak anggota parlemen untuk mengambil langkah besar terkait anggaran pengeluaran bantuan pandemi, yang mendorong harga minyak.
Secara global, pasokan mengetat dari rekor penurunan produksi tahun lalu oleh OPEC dan sekutunya, kelompok yang dikenal sebagai OPEC Plus, membantu mengangkat harga dari posisi terendah dalam sejarah.
Bulan ini, Brent mencapai level tertinggi 11-bulan di 57,42 dolar AS dibantu Arab Saudi yang berjanji untuk melakukan pemotongan tambahan secara sukarela dan sebagian besar anggota OPEC Plus setuju untuk menjaga output tetap stabil pada Februari.
Tindakan yang diprediksi untuk mendorong pengurangan karbon, jika mereka membatasi pasokan, juga dapat meningkatkan harga.
Baca Juga: Joe Biden Dilantik Jadi Presiden, Harga Minyak Dunia Langsung Naik