Suara.com - Harga emas dunia kembali menguat setelah komentar Chairman Federal Reserve, Jerome Powell yang memberikan nada dovish bagi investor dengan mengatakan pihaknya tidak menaikan suku bunga dalam waktu yang dekat.
Mengutip CNBC, Jumat (15/1/2021) harga emas di pasar spot naik sebanyaknya 0,8 persen setelah komentar Powell dan meningkat 0,3 persen menjadi 1.848,22 dolar AS per ounce.
Sementara, emas berjangka patokan Amerika Serikat ditutup melemah 0,2 persen menjadi 1.851,40 dolar AS per ounce.
Powell mengatakan kenaikan suku bunga yang akan datang "tidak dalam waktu dekat" dan menolak saran bahwa bank sentral tersebut mungkin mulai mengurangi program pembelian obligasinya segera.
"Powell cukup banyak mengkonfirmasi sikap dovish bank tersebut. Kita akan melihat bahwa The Fed tetap sangat akomodatif dan itulah mengapa harga emas naik," kata Edward Moya, analis OANDA.
Suku bunga yang lebih rendah menurunkan opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil dan membebani dolar.
Setelah komentar Powell, Indeks Dolar (Indeks DXY) melemah, membuat harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Sementara itu, jumlah warga Amerika yang mengajukan aplikasi pertama kali untuk tunjangan pengangguran melonjak pekan lalu.
Presiden terpilih Amerika Joe Biden dijadwalkan untuk mengungkap proposal paket stimulus yang dapat melampaui 1,5 triliun dolar AS.
Baca Juga: Ditemukan Lagi, 4 Orang Penambang Emas Tewas Tertimbun di Solok Selatan
Kendati emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang yang dapat dihasilkan dari stimulus yang meluas, kenaikan yield surat utang Amerika baru-baru ini telah menantang status tersebut karena mendongkrak opportunity cost memegang logam kuning itu yang tidak memberikan imbal hasil.