Suara.com - Saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) tercatat ditutup pada harga Rp 4.790 per lembar, pada penutupan perdagangan, Rabu (13/1/2021). Hal tersebut merupakan pencapaian bagi perseroan, karena angka tersebut menjadi rekor saham tertinggi BBRI sepanjang sejarah (all time high).
BBRI pertama kali tercatat sebagai emiten di BEI pada 10 November 2003, dengan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) dijual pada harga Rp 875 per lembar saham. Perseroan pun pernah melakukan stock split sebanyak dua kali pada Januari 2011 dan November 2017, sehingga harga saat ini (13/01) telah meningkat lebih dari 54 kali jika dibandingkan harga pada saat IPO.
Direktur Utama BRI, Sunarso mengungkapkan pencapaian ini merupakan bukti kepercayaan investor terhadap strategi perseroan dalam menghadapi pandemi yang saat ini masih terjadi.
“Saham BBRI yang menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa merupakan sinyal positif bahwa investor memberikan respon positif terhadap penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang baik oleh BRI. Sustainability itu dihargai lebih tinggi dari pada sekadar membukukan laba yang tinggi,” urai Sunarso.
Baca Juga: BRI Junio Smart Beri Tips dan Trik Belajar Mengajar Daring Menyenangkan
Sebelumnya nilai saham BBRI pernah menyentuh titik di level terendah yang dibukukan 18 Mei silam, di harga Rp 2.160 per unit, dan saat ini telah tumbuh lebih dari 120 persen dari titik terendahnya di tahun 2020.
BRI pun mengukuhkan diri sebagai perusahaan BUMN dengan kapitalisasi pasar terbesar di pasar modal dengan kapitalisasi pasar BRI mencapai Rp 590,83 triliun.
“Perseroan optimistis kinerja di tahun ini lebih baik dibandingkan dengan tahun 2020 lalu, dengan penyaluran kredit kita patok tumbuh 6 persen hingga akhir tahun 2021. Optimisme ini selaras dengan sinyal kebangkitan dari UMKM yang merupakan fokus utama bisnis BRI,” pungkas Sunarso.