Suara.com - Presiden Jokowi memanggil Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk melaporkan kondisi terkini mengenai jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, pada Sabtu (9/1/2021).
Usai pertemuan tersebut, Menhub mengatakan bahwa Presiden Jokowi meminta dirinya melakukan pembenahan secara besar-besaran terhadap industri penerbangan nasional dan dia berharap kejadian ini merupakan yang terakhir.
"Pak Presiden menugaskan pada kami untuk melakukan suatu improvement dan proses penemuan ini menjadi suatu pelajaran yang mahal, tetap baik dan diinstruksikan jangan sampai terulang lagi," kata Menhub usai bertemu dengan Presiden di Istana Negara, Selasa (12/1/2021).
Selain itu kata dia, Jokowi juga memerintahkan untuk mengkoordinasikan dengan cepat proses pencarian korban dan kotak hitam atau black box pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Baca Juga: Kecelakaan Sriwijaya Air, Kemensos Beri Layanan Dukungan Psikososial
"Insya Allah apa yang jadi perintah pak Presiden akan kami lakukan, dan sore nanti saya diminta untuk ke Priok untuk memastikan apa yang diperintahkan dilaksanakan dengan baik," katanya.
Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Baca Juga: Guru SMK Korban Sriwijaya Air, Suami Sempat Minta Widya Bersalawat di Udara