Sputnik V Jadi Vaksin Keempat Terbanyak yang Diproduksi di Dunia

Iwan Supriyatna Suara.Com
Senin, 11 Januari 2021 | 07:13 WIB
Sputnik V Jadi Vaksin Keempat Terbanyak yang Diproduksi di Dunia
Vaksin Sputnik V milik Rusia. (Anadolu Agency/Sefa Karacan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Vaksin Sputnik V yang dikembangkan oleh Gamaleya Institut masuk ke dalam jajaran tujuh besar merek vaksin Covid-19 yang paling banyak diproduksi di dunia.

Pusat Inovasi Kesehatan Duke Global mencatat produksi vaksin Sputnik V sebanyak 504 juta dosis per Desember 2020. Dari total produksi tersebut, vaksin Sputnik V akan dikirimkan ke beberapa negara pemesan seperti India, Brasil, dan Meksiko.

Sebagaimana diketahui, banyak negara sudah menjalin komitmen dengan Rusia untuk membeli vaksin Sputnik V seperti India (100 juta dosis), Brasil (50 juta dosis), Uzbekistan (35 juta dosis), dan Meksiko (32 juta dosis).

Selain itu, ada Nepal dan Mesir yang telah memiliki komitmen untuk memesan 25 juta dosis vaksin Sputnik V.

Baca Juga: Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip Disuntik Vaksin Covid-19

Kemudian negara lain yang tertarik memesan vaksin Sputnik V ialah Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Argentina, hingga Filipina.

Banyaknya jumlah pesanan Sputnik V membuktikan vaksin Covid-19 asal Rusia telah menjadi primadona bagi banyak negara di dunia.

Selain membeli langsung, ada beberapa negara yang menjalin kerja sama produksi vaksin Sputnik V. Misalnya, GL Rapha asal Korea Selatan bersama dengan Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) telah menyetujui untuk memproduksi lebih dari 150 juta dosis vaksin Covid-19 Sputnik V per tahun.

"Sputnik V didasarkan pada platform vektor adenoviral manusia yang aman dan efektif," kata CEO Dana Investasi Langsung Rusia, Kirill Dmitriev, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Berikut ini tujuh besar merek vaksin Covid-19 dengan produksi terbanyak di dunia menurut laporan Pusat Inovasi Kesehatan Duke Global.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Bakal Tiba di Kampar pada 11 Januari

  1. AstraZeneca-Universitas Oxford (2,8 miliar dosis)
  2. Novavax (1,3 miliar dosis)
  3. Pfizer-BioNTech (923 juta dosis)
  4. Sputnik V (504 juta dosis)
  5. Moderna (491 juta dosis)
  6. Sinovac (289 juta dosis)
  7. Sinopharm (70 juta dosis)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI