Suara.com - Ekonom Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menilai, keberadaan ekosistem platform digital yang lebih mendukung sangat diperlukan saat ini, terutama untuk mendongkrak permintaan dan kegiatan transaksi barang dan jasa oleh masyarakat.
Selain itu, kolaborasi ini juga diyakini akan semakin memperkuat ekosistem UMKM yang selama ini menjadi pasar Gojek dan Tokopedia.
"Yang perlu diingat, kontribusi bisnis platform digital sangat penting. Karena, industri ini terus mengalami pertumbuhan yang pesat, baik dari sisi penjualan produk maupun distribusinya," kata Yose ditulis Kamis (7/1/2021).
Menurut dia, hal paling mendasar dari lambatnya pemulihan ekonomi adalah kurangnya permintaan atau daya beli masyarakat terhadap produk dan jasa. Kurangnya permintaan itu dipicu lantaran di masa pandemi, masyarakat enggan keluar rumah untuk menghindar paparan virus Covid-19.
Baca Juga: Merger Tokopedia dan Gojek Tak Akan Ciptakan Monopoli
"Dengan adanya platform digital yang menawarkan beragam kemudahan dalam layanannya, maka akan mendorong konsumen untuk melakukan transaksi barang dan jasa," imbuh Yose.
Yang terpenting, lanjut Yose, ketika merger benar-benar terjadi, layanan yang disediakan oleh entitas hasil dari kolaborasi Gojek dan Tokped, tidak eksklusif hanya untuk konsumen maupun mitra yang ada di dalam ekosistem mereka saja.
Layanan yang diberikan harus terbuka untuk masyarakat umum, bukan hanya pasar Gojek dan Tokopedia saja Inovasi jauh lebih penting dibandingkan layanan yang eksklusif.
Terkait rencana merger dua startup paling bernilai di Indonesia itu, Yose Rizal menjelaskan, model bisnis yang dikembangkan para pelaku usaha startup adalah meraih pangsa pasar melalui layanan atau produk yang punya skalabilitas.
Industri ekonomi digital yang ada saat ini basisnya adalah menghubungkan antara pasar yang satu dengan pasar yang lain.
Baca Juga: Bicara Pemulihan Ekonomi, Jokowi: Kuncinya Adalah Investasi
Dia mencontohkan, sebagai sebuah platform e-commerce, Tokped menghubungkan antara konsumen dengan mitra Tokped. Jadi, model bisnis yang dikembangkan adalah meraih pasar melalui efisiensi. Ini baik dari sisi konsumen maupun mitra dari platform tersebut.
"Nah, penguasaan pasar itulah, yang kemudian membuat para pebisnis platform digital bisa meyakinkan investor untuk tetap menyuntikkan dananya dan si investor itu dapat revenue," katanya.
Persoalannya, ia menambahkan, di tengah ketatnya kompetisi bisnis berbasis digital, untuk bisa meraih pangsa pasar, saat ini pebisnis platform digital tidak bisa berjalan sendirian. Mereka harus menggandeng mitra yang memiliki ekosistem besar di segmen bisnis tertentu.
"Untuk meraih pasar yang lebih luas, Gojek dan Tokped melihat kesempatan untuk ekspansi dengan menggandeng mitra yang memiliki bisnis berbeda tapi model bisnisnya sama," kata Yose.
Jika dirinci lebih jauh, ada sejumlah benefit yang bisa didapat Tokped dengan menggandeng Gojek. Di antaranya, Tokped bisa memperluas jangkauan bisnisnya dengan membidik pasar konsumen dan mitra yang ada dalam ekosistem Gojek. Benefit yang sama juga akan didapatkan Gojek.
Menurutnya Gojek bisa mendapatkan pasar dengan menyasar konsumen dan mitra Tokopedia lewat produk yang dimilikinya. Misalnya, menyediakan fasilitas GoPay sebagai media pembayaran transaksi belanja di platform Tokped.
"Selain itu, Gojek bisa menjadi mitra distribusi beragam produk yang dijual dalam platform Tokped. Dengan kolaborasi itulah benefit dari merger ini akan memberikan dampak yang maksimal bagi ekonomi," ujarnya.
Riset Google-Bain terbaru memperkirakan pada 2025 ekonomi digital di Indonesia bisa menembus US$124 miliar, atau naik 23% dari tahun 2020. Pertumbuhan ini di antaranya didukung oleh semakin banyaknya masyarakat yang go-online, digitalisasi UMKM serta ekosistem digital yang suportif.