Konsumsi dan Daya Beli Masyarakat Jadi Kunci Pertumbuhan Kredit Perbankan

Kamis, 07 Januari 2021 | 09:41 WIB
Konsumsi dan Daya Beli Masyarakat Jadi Kunci Pertumbuhan Kredit Perbankan
Direktur Utama BRI, Sunarso. (Dok : BRI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sementara itu Plt. Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu mengungkapkan, BTN terus berinovasi untuk meningkatkan CASA.

“Karena kami kreditnya panjang, di mana tenor KPR bahkan ada yang 25 tahun dan average maturity-nya rata-rata di atas 10 tahun, sehingga kalau dananya mengandalkan DPK relatif pendek-pendek. Kemudian dalam isu CASA, benar bahwa deposito kami masih paling banyak. Belakangan, kami mulai masuk ke arah perbaikan strategi CASA dan transaksi,” tambah Nixon.

Saat ini, Himbara telah mendominasi market share bank umum nasional, baik dari segi aset, pinjaman dan simpanan. Market share Himbara untuk aset sebesar 41,59 persen, pinjaman 43,54 persen dan simpanan 43,46 persen.

Peran Himbara dalam agenda pembangunan nasional tidak hanya terbatas pada penyaluran kredit semata. Lembaga ini juga mengambil peran dalam kaitannya pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan juga penyaluran bantuan sosial yang digulirkan oleh pemerintah.

Menjalankan peran sebagai agent of development, Himbara sebagai entitas bisnis tidak hanya bertugas untuk menciptakan “Economic Value” tetapi juga “Social Value” kepada seluruh stakeholders.

Himbara juga berkomitmen akan terus menjadi mitra utama pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi. Salah satu strateginya adalah fokus pada strategi peningkatan daya beli masyarakat sebagai kunci pertumbuhan kredit atau business follow stimulus. Selain itu, masing-masing bank anggota Himbara akan fokus pada pertumbuhan kredit, sesuai dengan core business-nya.

“Kita harus bisa menyalurkan cashflow ke masyarakat, melalui penyaluran stimulus dan dengan memberikan lapangan pekerjaan. Untuk itu, proyek-proyek infrastruktur yang memiliki paling banyak multiplier effects dan mempekerjakan banyak orang tidak boleh berhenti. Selain itu, perlu ada perubahan regulasi agar piutang Bank Himbara tidak dikategorikan sebagai piutang negara, agar Bank Himbara bisa lebih lincah dalam menyelesaikan permasalahan tersebut secara Good Corporate Governance (GCG) dan jutaan UMKM bisa kembali mendapatkan akses untuk memperoleh kredit dari perbankan,” tutup Sunarso.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI