Program vokasi ini tersebar di 12 provinsi dan 15 kabupaten/kota se-Indonesia, yang diharap mampu menciptakan tenaga kerja kompeten dan relevan dengan kebutuhan industri.
“Kegiatan pendidikan setara D1 ini merupakan wujud program link and match yang menjadi kebutuhan industri masa kini,” kata Eko.
Dijelaskannya, BPSDMI Kemenperin memiliki beberapa unit lembaga pendidikan, diantaranya 10 Politeknik, 2 Akademi Komunitas, 9 SMK dan 7 Balai Diklat di seluruh Indonesia.
Setiap tahun program pendidikan dan pelatihan dilaksanakan untuk menyiapkan SDM unggul, sesuai kebutuhan industri dengan konsep link and match.
“Bagi siswa SMA atau SMK yang lulus sebelum usia 18 tahun, bisa ikut program setara D1, dengan efektivitas pembelajaran lebih banyak praktik dari teori, sehingga saat lulus bisa menjadi tenaga kerja terampil, kompeten dan mandiri,” lanjut Eko.
Direktur Politeknik APP Jakarta Amrin Rapi, mengatakan tenaga kerja industri dinyatakan kompeten setelah mendapatkan Sertifikasi Kompetensi oleh LSP. Hal ini menjadi salah satu keunggulan program Vokasi BPSDMI, dengan sertifikasi kompetensi seluruh peserta didik untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja.
“Diploma I Vokasi sama dengan yang diterapkan di Jerman, yaitu dual system, yakni 70% praktik dan 30% teori,” ujar Amrin Rapi.